60. Mabuk 🔞

5.2K 285 41
                                    


.
.
.
.
.
Wiya menatap aneh pada Mada yang sibuk menari sendiri di ruang latihan perusahaan, mereka terpaksa mabuk disana karena akan sangat berbahaya jika mereka mabuk di club langganan mereka.

Wiya sendiri sebenarnya sudah mabuk, namun masih berusaha sadar agar bisa pulang ke asrama.

"Mada ayo pulang..." Mada yang mendengar suara lirih Wiya langsung berhenti menari.

"Sialan, kenapa jadi lo yang mabuk?!" Mada menggerutu saat menyadari jika minuman yang mereka bawa tadi sudah di habiskan oleh Wiya.

"Ayo pulang." Mada terpaksa membawa Wiya pulang, karena pemuda itu akan mengamuk jika tau dia masih di studio sampai besok pagi.

"Ayo gue anterin pulang!"

Mada benar-benar membawa Wiya pulang ke asrama, beruntung tubuh Wiya cukup mungil tidak jauh berbeda dengan tubuh Danish, hingga Mada tidak akan kesulitan membawa tubuh Wiya.

"Gue anterin lo sampe depan aja, gue mau balik ke perusahaan dulu." Wiya hanya bisa mengangguk saat Mada menurunkannya di depan asrama.

"Langsung masuk kamar terus tidur Wi, gak ada orang di asrama." Mada sempat berteriak saat Wiya akan masuk kedalam rumah, karena seingatnya anak-anak Akrala yang lain tengah ada di perusahaan karena latihan untuk cover video mereka.

"Perasaan gue tiba-tiba gak enak deh." Mada kembali menatap ke arah asrama, seperti enggan meninggalkan bangunan tempat tinggal mereka itu.

"Gue yang di tolak kok yang mabuk jadi si Wiya, ck."
.
.
.
.
.
Danish seharusnya tetap diam di studio miliknya saja, seharusnya dia tidak berdiam di studio tari milik Wiya. Karena dengan begitu Danish tidak akan bertemu Wiya saat ini, terutama saat pemuda itu tengah mabuk seperti sekarang.

Grep

"Danish." Danish mencoba melepaskan pelukan Wiya yang dia dapat secara tiba-tiba.

"Bang Yasa lepasin!" Wiya bukannya melepas justru semakin mengeratkan pelukannya.

"Diem dulu dong cil, gue mau peluk lo sampe puas dulu." Danish merinding saat Wiya berbicara di sebelah telinga nya.

Cup

Cup

Cup

Cup

"L-lepasin bang." Wiya menggeleng dan justru mulai menciumi pipi Danish, hal itu jelas membuat Danish semakin keras mencoba melepaskan pelukan Wiya.

"Bang Yasa jangan cium-cium." Wiya menatap tajam pada Danish yang terus saja memberontak dalam pelukannya.

"Diem Danish!" Danish spontan terdiam saat mendengar suara tegas Wiya, jangan lupa tatapan tajam pemuda itu.

Wiya menatap lekat pada wajah manis Danish, terutama pada bibir tipis yang berwarna merah muda alami itu.

"B-bang Ya-Yasa lo mau ngapain?" Danish sedikit mendorong tubuh Wiya yang semakin mendekat.

"B-bang, minggir gue mau balik ke asrama." Danish ketakutan, dia biasa melihat Wiya yang super duper cengengesan bukan yang seperti ini.

Cup

"Hhmm." Mata Danish terbelalak saat Wiya mencium bibirnya dan langsung melumatnya kasar.

"Mmhhhnnn..." Danish memukul pundak Wiya beberapa kali, berharap pemuda di hadapannya itu akan segera melepaskan nya.

"Hah...hah...lo gila yang bang!!" Danish berteriak tepat di depan wajah Wiya.

"Iya gue gila karena lo!" Danish melangka mundur, dia terkejut saat Wiya balas berteriak padanya.

Akrala (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang