48. Takut

3.6K 372 5
                                        


.
.
.
.
.
Pagi ini anak-anak Akrala sudah sangat sibuk, mereka harus segera pergi ke lokasi syuting mereka. Seharusnya syuting ini dilakukan dua hari lalu, tapi mengingat Danish yang tumbang hari itu, membuat syuting harus di undur.

Kali ini syuting konten mereka akan dilakukan di sebuah sekolah, anggota Akrala bahkan sama sekali belum tau apa yang agak mereka lakukan hari ini. Mereka hanya tau jika syuting kali ini mengharuskan mereka menggunakan seragam sma.

"Udah selesai belum?" Danish menatap sebal pada Wiya, Kenzo dan Mada yang sejak tadi sibuk mondar-mandir mencari barang mereka.

"Sudah!" Savian tertawa kecil saat melihat wajah kesal Danish.

"Udah gak usah kesel, mau berangkat duluan sama gue gak?" Danish mengernyit saat mendengar tawaran Savian.

"Bang Vian bawa mobil sendiri?" Savian mengangguk.

"Gue, Ersya Sama Kenzo naik mobil sendiri, soalnya bang Firly harus ke rumah sakit dulu pagi ini. Gimana? Mau ikut?" Danish langsung mengangguk.

"Mau, dari pada aku pusing liat mereka." Savian mengacak rambut Danish, hal itu membuat Danish merengut kesal.

"Bang Vian!" Vian justru tertawa saat Danish memekik kesal.

"Udah ayo, tinggalin aja mereka." Danish hanya menurut saat Savian menarik tangannya lembut, jangan lupa Savian juga meraih tas milik Danish.

"Loh, Danish ikut mobil Savian?" Erhan yang baru saja tiba spontan bertanya saat melihat Savian menarik tangan Danish.

"Iya bang, saya pusing liat mereka yang di dalem." Erhan tersenyum maklum dan mengangguk.

"Ya udah, kalian bisa berangkat lebih dulu. Savian hati-hati nyetirnya." Savian memberi anggukan mantap.

"Kita duluan bang."

Erhan memutuskan masuk kedalam asrama saat mobil Savian sudah berlalu dari sana, pantas saja Danish memilih berangkat bersama Savian, karena sisa anggota yang belum berangkat ternyata belum selesai bersiap.

"Wiya, Mada cepat! Kalian akan terlambat jika tidak segera selesai."
.
.
.
.
.
"Gue nyalain lagu ya, gue lagi pingin nyanyi." Savian melirik ke arah Danish yang duduk di sebelahnya, sedangkan Kenzo dan Ersya ada di bangku belakang.

"Iya bang, ayo nyanyi." Savian tersenyum saat mendengar jawaban Danish, lupakan saja dua sejoli yang duduk di kursi belakang, mereka sedang asik dengan dunia mereka sendiri.

Savian menyalakan musik lewat ponselnya, tentu saja sudah di sambung kan ke mobil nya agar terdengar lebih keras. Dengan sengaja Savian memainkan lagu dari salah satu band yang menjadi favorite Danish, sheila on7.

Savian bernyanyi mengikuti lirik lagu yang dia dengar, sesekali kedua netranya melirik ke arah Danish melalui kaca spion. Pemuda mungil itu juga terlihat menikmati lagu yang Savian mainkan, terbukti dengan senyum yang terlukis di wajah manisnya.

Di saat kita bersama
Di waktu kita tertawa, menangis, merenung
Oleh cinta
Kau coba hapuskan rasa
Rasa di mana kau melayang jauh dari jiwaku
Juga mimpiku

Biarlah, biarlah
Hariku dan harimu
Terbelenggu satu
Oleh ucapan manismu

Savian sengaja memilih lagu ini sebenarnya,  mengingat dia sangat ingin memberitahu Danish tentang perasaannya.

Dan kau bisikkan kata cinta
Kau t'lah percikkan rasa sayang
Pastikan kita seirama
Walau terikat rasa hina

Akrala (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang