.
.
.
.
.
Hari-hari setelah promosi selesai selalu jadi hari yang menyenangkan untuk anggota Akrala, ya tentu aja karena mereka dapat libur.Hari libur seperti ini membuat jiwa mager Agra meronta keluar, sejak pagi Danish hanya rebahan di sofa ruang keluarga sambil bermain ponsel. Sedangkan anggota yang lain sedang bermain game di sana.
"Ada yang mau pulang gak?" Pertanyaan Savian membuat mereka menoleh.
"Lo mau pulang bang?" Savian mengangguk.
"Kakak gue kebetulan pulang ke jawa sama keluarga nya, jadi gue mau pulang juga, paling cuma dua hari sih." Yang lain mengangguk saat Savian menjelaskan.
"Gue sama Mada juga pulang bang, ada janji sama mama buat jengukin adek gue ke asrama." Savian mengangguk, mengerti jika Yuvan tidak akan pernah pulang tanpa Mada, padahal rumah mereka berbeda meskipun masih satu daerah.
"Yang lain gimana?" Wiya, Jeffrey, Kenzo dan Ersya serempak menggeleng.
"Danish?" Danish langsung menoleh saat namanya di panggil oleh Savian.
"Gak pulang, emang mau pulang kemana gue bang?" Savian terdiam, sebelum akhirnya kembali tersenyum tipis.
"Ya udah, diem di asrama aja sama yang lain. Kamu juga baru sembuh, gak ada acara kerja di studio ya. Jeffrey, Kenzo, Ersya, Wiya, awasin Danish." Keempat nama yang di sebut langsung mengangguk.
"Siap bang." Savian tersenyum. Suasana hangat seperti ini kembali terjadi setelah tiga tahun.
Seandainya mereka memahami Danish lebih cepat, mungkin suasana hangat seperti ini akan lebih sering terjadi.
"Bang Sav berangkat kapan?" Savian menatap ke arah jam dinding yang ada di atas tv.
"Nanti malem, gue naik kereta yang jam 7." Danish yang mendengar Savian mengatakan hal itu langsung sumringah.
"Gue anter ya bang?" Savian mengangguk saat Danish menawarkan diri.
"Halah sok mau nganter, bilang aja lo mau beli rotikopi di depan stasiun." Danish hanya tertawa saat Kenzo mengatakan itu.
"Gak usah protes bang, lo itu gak diajak." Kenzo berdecak, tapi tidak urung ikut tertawa. Kenzo lega saat melihat Danish bisa bercanda dengan yang lain seperti ini.
"Dih, nanti malem gue mau keluar sama Yaya, lo gak diajak." Danish mengedikan bahunya sebelum kembali fokus pada ponselnya.
"Gak mau ikut juga, nanti jadi nyamuk."
.
.
.
.
.
Danish benar-benar mengantar Savian ke stasiun, tentu saja dengan Wiya dan Jeffrey yang terus saja mengikuti kemana pun Danish pergi."Bang Vian, lama gak di jogja?" Savian menggeleng.
"Gak lama, paling dua hari. Kenapa? Takut kangen?" Danish mengangguk polos, tanpa dia tau jika hal itu membuat jantung Savian berdetak kencang.
"Nanti gak ada yang bantuin gue kalau bang Wiya mulai cium-cium." Wiya yang namanya di sebut tentu saja tidak terima, lagi pula apa salah nya cium-cium.
"Udah-udah, kalau gitu gue masuk dulu, sebentar lagi kereta nya datang. Kalian jangan malem-malem balik ke asrama, ngerti?" Danish, Jeffrey dan Wiya mengangguk.
"Iya bang."
Setelah memastikan Savian sudah masuk kedalam stasiun, Danish langsung menarik tangan Jeffrey dan Wiya untuk kembali ke mobil, sepertinya mereka harus menemani si bocil jajan.
"Bang." Panggilan Danish membuat Jeffrey dan Wiya menoleh bersamaan, beruntung mobil mereka belum meninggalkan area stasiun.
"Nanti habis beli rotikopi langsung pulang ya bang." Jeffrey mengangguk, karena dia yang menyetir sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Akrala (Sudah Terbit)
FanfictionAgra tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, dia hanya pergi tidur setelah meminum obat tidur miliknya. Memutuskan melupakan sejenak masalah plagiat yang dilakukan oleh adik kembarnya sendiri. Tapi saat membuka mata, bukan kamar kost nya yang di liha...