.
.
.
.
.
Danish meruntuk dirinya sendiri karena terbangun pukul dua pagi, bukan karena dia takut atau apa, tapi karena itu membuat dia harus berpapasan dengan Wiya saat di dapur.Rasa haus yang sebelumnya Danish rasakan seketika hilang saat melihat sosok Wiya yang baru saja masuk kedapur, jarak mereka tidak terlalu dekat namun Danish bisa merasakan nafas nya yang sesak, tubuhnya yang gemetar karena bayang-bayang kejadian malam itu kembali terlintas di kepalanya.
Wiya tidak bodoh untuk mengetahui hal itu, dia sudah mengantisipasi hal ini sejak saat itu. Rasanya menyakitkan saat orang yang kita sukai justru menatap kita dengan tatapan ketakutan.
"B-bang Y-Yasa mau minum?" Wiya hanya mengangguk kecil.
"B-bisa ming-gir sebentar bang, b-biarin gue le-wat dulu." Wiya mengerti, pemuda itu memutuskan untuk masuk ke dalam kamar mandi yang ada di sebelah dapur saat Danish mengatakan hal itu.
"Danish sorry." Dua kata itu lah yang di dengar Danish sebelum pintu kamar mandi tertutup, namun Danish tidak ingin berada disana lebih lama.
Pemuda mungil itu segera bergegas kembali ke kamar nya dan langsung merebahkan diri di atas kasurnya, Danish bersyukur karena Savian tidak terbangun saat ini.
"Kayaknya mulai besok gue harus sedia botol minum di kamar." Danish bergumam pelan.
Sedangkan di dapur, Wiya hanya duduk diam di meja makan setelah memastikan Danish sudah kembali ke kamar nya. Pemuda itu menunduk, kepalanya penuh dengan ungkapan penyesalan.
"Maafin gue Dan." Wiya menangis tanpa suara, baginya melihat respon Danish padanya itu sangat menyakitkan.
Jika dulu dia bisa dengan mudah memeluk Danish, sekarang bahkan dia tidak bisa berada di sebelah Danish jika tidak sedang syuting.
"Lo goblok Wiya, lo nyakitin orang yang lo suka!"
.
.
.
.
.
Savian tersenyum saat melihat gundukan selimut di kasur Danish, pemuda itu lega karena kembalinya Danish semalam bukan mimpi yang akan hilang pagi ini."Bang Vian." Savian yang baru saja akan masuk ke kamar mandi langsung berhenti dan menoleh saat mendengar suara lirih Danish.
"Kok udah bangun?" Danish menatap Savian dengan tatapan polosnya sambil terus membungkus tubuhnya menggunakan selimut.
"Abang mau masak sarapan?" Savian mengangguk.
"Iya, habis ini mau masak sarapan. Kamu mau makan sesuatu?" Danish langsung merubah posisinya menjadi duduk saat Savian bertanya. Sebenarnya dia sudah bangun sejak tadi, hanya saja dia malas untuk keluar, takut bertemu Wiya lagi.
"Mau nasi goreng udang bang, kalau abang gak keberatan." Savian tersenyum dan mengangguk.
"Okey nanti gue buatin nasi goreng udang buat lo, sekarang lo mandi aja dulu." Danish memasang wajah melas saat Savian memintanya mandi.
"Nanti aja bang, jam enam baru mandi." Savian tertawa kecil, jarang-jarang dia melihat Danish seperti ini.
"Ya sudah, jam enam ya." Danish mengangguk mantap.
"Iya bang." Savian akhirnya meninggalkan Danish untuk masuk ke kamar mandi, dia ingin mencuci mukanya lebih dahulu.
"Oh Danish, karena hari ini libur. Nanti gue bantuin lo buat beresin baju-baju kamu yang ada di koper." Ucapan Savian jelas membuat Danish terkejut. Apa ada masalah dengan baju-baju nya yang ada di koper? Padahal dia sudah meletakan kopernya di bawah kasur.
"Kenapa bang?" Savian tersenyum tipis saat menyadari tatapan Danish.
"Pindahin baju-baju kamu ke dalam lemari."
KAMU SEDANG MEMBACA
Akrala (Sudah Terbit)
FanficAgra tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, dia hanya pergi tidur setelah meminum obat tidur miliknya. Memutuskan melupakan sejenak masalah plagiat yang dilakukan oleh adik kembarnya sendiri. Tapi saat membuka mata, bukan kamar kost nya yang di liha...