25. Agra

5.4K 525 2
                                    


.
.
.
.
.
Kehidupan nya tidak pernah baik-baik saja, sejak kecil selalu saja di minta untuk menurut dan mengalah pada sang adik, dengan alasan jika dia adalah kakak meskipun hanya berbeda lima belas menit.

Jika ditanya siapa yang kenal dengan Agra, maka jawabannya pasti sangat banyak yang tidak kenal, karena Agra termasuk anak yang introvert sejak kecil.

Agra kecil selalu melakukan semuanya sendiri, mulai dari makan, berangkat sekolah, mengerjakan tugas, bahkan saat sakit Agra tetap harus sendiri.

Orang tuanya terlalu fokus pada adik kembarnya yang seorang perempuan, memanjakan sang adik hingga mereka lupa jika Agra juga butuh di perhatikan.

Masa kecil terlalu menakutkan, di hukum saat sang adik terluka atau menangis, meskipun itu bukan kesalahannya. Agra kecil juga merupakan korban pembulian, tapi tetap saja kedua orang tua nya tidak peduli.

Agra suka bermain musik sejak sang kakek mengajarinya cara bermain gitar, tapi saat beranjak remaja baik ayah maupun bunda nya melarang nya bermain musik, karena adiknya menangis karena iri.

Agra selalu diam, karena dia tau mau sekeras apapun dia bersuara, mau sekeras apapun dia melawan, dia tidak akan menang. Ayah dan bunda nya hanya akan menatap pada Vanka.

Hingga puncak nya, dia diusir karena dituduh menghamili seorang perempuan, dan tentu saja hal itu karena ucapan Vanka. Meskipun pada kenyataannya kedua orang tua nya tau jika perempuan hamil yang datang ke rumah dan mencarinya adalah salah satu teman nya, datang untuk meminta Agra membantu mereka di usaha baru mereka.

Tidak ada kata maaf yang di dengar oleh Agra dari kedua orang tuanya, meskipun sang bunda menemuinya dan meminta nya pulang. Namun Agra sudah terlalu nyaman dengan tinggal sendiri, dia tidak akan sakit karena perlakuan berbeda kedua orang tuanya.

Agra melakukan semua nya sendiri tanpa kesulitan, jarang keluar dari kamar kost nya karena terlalu malas bergerak. Agra bekerja sebagai editor novel online sebelum akhirnya memberanikan diri menulis novel online nya sendiri.

Tidak mudah, tapi Agra tidak menyerah meskipun hanya satu atau dua orang yang membaca karya nya. Hingga akhirnya banyak orang yang mulai tertarik dengan novel karya nya, para pembacanya mengatakan jika dia selalu berhasil menguras emosi mereka sebagai pembaca.

Samudra kata

Semua mengenalnya dengan nama pena itu, tidak ada yang tau siapa author di balik nama itu. Karena Agra sengaja melakukannya, dia tidak ingin orang tau jika dia adalah orang di balik nama Samudra Kata, hanya dua sahabatnya yang tau tentang hal itu.

Apa Agra bahagia?
Tentu saja, menulis adalah salah satu hal yang mampu membuatnya bahagia, tentu saja selain musik. Agra senang saat dia bisa berinteraksi dengan pembacanya melalui kolom komentar, tidak akan ada yang menyalahkannya tentang cerita yang dia tulis.

Hingga sebuah novel dengan judul Rasi bintang terbit. Agra sebenarnya tidak tau tentang novel itu, karena dia juga hampir tidak pernah keluar rumah. Namun beberapa pembaca nya memberitahu tentang novel itu, bahkan mengirim pesan melalui akun nya, mereka mengatakan jika novel itu mirip dengan karya nya yang berjudul Konstelasi, bahkan sang penulis novel menuliskan pesan jika novel itu adalah novel Konstelasi yang di terbitkan.

Awalnya Agra tidak percaya, hingga akhirnya dia memutuskan pergi ke toko berniat membeli novel itu, saat itu lah Agra tau jika lagi-lagi dia kembali di patahkan oleh keluarganya. Bahkan kedua orang tuanya tidak segan menamparnya hanya karena dia mengatakan kebenaran.

Agra menghapus semua cerita yang pernah dia publish, dan meninggalkan pesan jika dia sebagai penulis asli Konstelasi tidak pernah menerbitkan karyanya secara fisik ataupun memberikan izin pada orang lain untuk menerbitkannya.

Agra ingin membuat sang adik tau jika plagiat adalah hal yang buruk, namun sepertinya takdir tidak ingin Agra melakukan itu dengan tubuh nya sendiri. Agra meninggal tepat dua hari setelah mendapatkan perawatan di rumah sakit, tubuhnya yang memang lemah menyerah saat itu.

Namun satu hal yang pasti, jika Jiwa Agra tidak akan menyerah untuk mendapat keadilan. Jiwa Agra yang saat ini ada di tubuh Danish yang akan melakukannya, Danish adalah publik figure, dia memiliki banyak pendukung untuk melakukan keinginannya sebagai Agra.

Menghentikan plagiat yang dilakukan oleh Vanka, adik kembarnya.

Disisi lain, Agra juga berusaha membuat Danish merasakan rasanya disayangi dan di hargai oleh orang-orang di sekitarnya.
.
.
.
.
.
Gadis cantik berambut panjang itu menatap datar pada setumpuk novel yang di bakar oleh beberapa orang, mereka saat ini tengah ada di halaman cafe milik Saka, sahabatnya.

Sekumpulan orang itu sepertinya tau jika novel Rasi bintang adalah plagiat, dan tidak menutup kemungkinan jika mereka adalah penggemar tulisan Agra.

"Lo masih betah ngelihatin mereka?" Alicia mengangguk.

"Betah, gue seneng liat novel-novel itu di bakar. Itu tandanya mereka tau kalau menghargai penulis aslinya itu perlu." Saka mengangguk kecil.

"Bukannya lo juga seneng liat itu?" Saka tertawa kecil.

"Ya gue seneng, itulah kenapa gue sediain lahan buat mereka bakar-bakar." Alicia tersenyum miring mendengar jawaban Saka.

"Kalau Agra disini, dia pasti seneng karena ada banyak yang dukung dia." Saka menghela nafas saat melihat wajah Alicia berubah sedih.

"Jangan nangis, lo tau Agra paling gak suka liat lo nangis." Kalimat itu berhasil membuat Alicia mendengus.

"Gue gak nangis, kalau gue nangis gimana gue bisa bantuin Agra dapat keadilan?" Saka tersenyum senang saat mendengar hal itu.

"Nah ini baru Alicia yang gue kenal, oh iya, gimana sama nomor yang chat lo waktu itu, ada kelanjutan gak?" Alicia menggeleng.

"Kayaknya dia cuma orang iseng, atau mungkin salah satu yang gak suka sama Agra. Dia gak ada balas gue sama sekali, bahkan sampe sekarang balesan gue belum di baca." Saka kembali menatap ke arah para pengunjung yang ikut membakar novel mereka, seperti nya mereka bertambah banyak.

"Gue harap dia memang tau sesuatu soal Agra, jujur aja gue masih belum bisa ikhlas kalau belum liat keluarga Agra nyesel."

"Sampai sekarang mereka bahkan cuma fokus ke nenek sihir itu doang, mereka mana pernah nemuin atau hubungin kita buat nanya soal Agra. Apa mereka gak ngerasa aneh kalau nomor nya Agra gak bisa di hubungi?" Saka menggerutu sebal saat ingat jika keluarga sahabatnya itu belum juga bertanya soal Agra.

"Udah lah biarin aja, lagian mau ngapain mereka nyari Agra? Buat di maki-maki doang?" Saka menghela nafas, Alicia memang akan menjadi orang yang paling menentang untuk keluarga sahabatnya itu pergi ke makam Agra.

"Mereka menyia-nyiakan anak kandung mereka sendiri." Alicia tersenyum miris setiap kali mengingat bagaimana Agra di acuhkan hanya demi anak perempuan mereka.

"Temenin gue ke makam Ka, gue kangen sama Agra."
.
.
.
.
.
Tbc
.
.
.
.
.
Selamat malam...
Double up nih ya ...
Chapter kali ini sedikit beda sama sebelumnya, soalnya gak ada manis-manis nya sama sekali...
Sengaja mau bahas Agra lebih dulu, soalnya mau gimana pun kan raga Danish di isi jiwanya Agra...
Jadi mau ngebuka sedikit kasus nya Agra, sebelum balik fokus ke Danish...

Selamat membaca dan semoga suka...

See ya...

–Moon–

Akrala (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang