36. Terbongkar

4.7K 504 67
                                    


.
.
.
.
.
Apa yang dilakukan Feri terhadap Danish malam itu membuat semua orang di perusahaan tidak percaya, karena bagaimana pun Feri adalah manager Akrala, tapi semua sudah memiliki bukti.

Rekaman cctv di studio Danish, saksi dari Deni dan beberapa orang di tim produksi, juga kesaksian Erhan dan anggota Akrala yang melihat langsung kejadian malam itu.

Feri di pecat dan harus berurusan dengan pihak berwajib, karena Erhan dan anggota Akrala tidak akan melepaskan Feri begitu saja.

Akrala juga masih mendapat libur, karena Danish yang masih terlihat takut jika membahas perusahaan.

"Danish mana?" Erhan yang baru datang langsung bertanya saat hanya melihat tujuh orang di ruang keluarga.

"Di kamar bang, barusan tidur. Kenapa?" Erhan menggeleng.

"Bang Firly mau meriksa Danish lagi?" Firly yang datang bersama Erhan ikut menggeleng, karena memang bukan itu tujuannya.

"Karena kalian semua lagi ada disini, saya dan Firly mau membicarakan sesuatu tentang Danish." Ketujuh anggota Akrala langsung memasang wajah serius.

"Ada apa bang?" Savian sebagai yang tertua memutuskan bertanya.

"Sepertinya ini bukan pertama kalinya Feri melakukan hal-hal seperti ini pada Danish." Ucapan Erhan membuat anggota Akrala terkejut, tapi ada satu orang yang terlihat biasa saja.

"Sudah berapa sering bajingan itu nyakitin Danish?" Semua yang ada disana terkejut mendengar ucapan Mada, tapi mereka juga setuju jika Feri adalah bajingan.

"Sejak awal Danish datang ke sini." Semua mata langsung tertuju pada Kenzo yang baru saja mengeluarkan suaranya.

"Gue pernah bilang ke kalian sebelumnya, tapi gak ada satupun yang percaya." Kenzo beralih menatap semua anggotanya satu-persatu.

"Bukan Danish yang selalu nolak ikut setiap acara makan bersama kita, tapi karena bang Feri yang ngelarang Danish ikut, bahkan Danish sering di tinggalin gitu aja sama bang Feri. Bukan Danish yang sering cari gara-gara, cari masalah di perusahaan, tapi itu semua perbuatan bang Feri." Penjelasan Kenzo membuat mereka mengerjap tidak percaya, jadi semua itu terjadi sejak awal.

"Kalian pasti ingat kalau kita gak pernah nolak Danish buat ikut acara makan kita, bahkan kita selalu pesan ke bang Feri supaya mastiin Danish ikut, tapi setiap kali bang Feri datang jawabannya selalu sama, Danish nolak buat ikut. Bang Feri sengaja ngelakuin itu supaya kita makin benci sama Danish, dengan gitu dia makin gampang nyingkirin Danish dari Akrala." Wiya mengepalkan tangannya saat mendengar penjelasan Danish, dia merasa bersalah karena selama ini terlalu percaya pada Feri.

"Feri sudah di pecat dari perusahaan dan sedang menjalani proses di kantor polisi, tugas kalian saat ini jaga Danish, dan pastikan dia nyaman." Ketujuh anggota Akrala mengangguk serempak.

"Oh iya, bagaimana pola makan Danish? Sudah kembali teratur?" Savian, Wiya dan Yuvan menggeleng.

"Dia lebih sering memuntahkan kembali makanannya bang, kita bingung. Apa karena memar di perut nya?" Firly mengangguk.

"Mungkin untuk beberapa hari bahkan minggu, Danish akan seperti itu. Tapi kalian bisa usahakan dia makan makanan yang dia suka, itu bisa merangsang selera makannya." Semua anggota Akrala mencatat itu dalam otak mereka, sepertinya setelah ini mereka harus sering menawarkan martabak atau roti kopi pada Danish.

"Satu lagi, ini." Erhan meletakan selembar kertas yang sepertinya bekas di remas-remas ke atas meja.

"Apa ini?" Ersya mengambil kertas itu lebih dulu dan membacanya.

Akrala (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang