.
.
.
.
.
Semua hal yang terjadi saat ini rasanya sangat menyakitkan untuk Agra, itulah kenapa tanpa diketahui siapa pun Agra kembali meminum obat tidur dosis tinggi untuk membuatnya tidur dengan nyenyak.Namun apa yang diharapkan Agra justru berbanding terbalik dengan yang terjadi, niatnya untuk beristirahat dengan tenang justru membawa nya kembali berada di tempat yang tidak dia kenal.
Hamparan rumput hijau yang sebelumnya dia lihat berganti dengan lantai marmer putih yang beberapa hari ini selalu dia lihat, lantai rumah milik keluarga Mahesa.
Agra melihat bagaimana keluarga itu tersenyum bahagia saat kelahiran putra kembar mereka, hingga beberapa tahun setelahnya perlakuan mereka menjadi berubah.
Agra tidak tau apa yang membuat dia bisa berada disini saat ini, melihat kembali masa lalu Danish. Entah ini memang kehendak semesta atau ini adalah ingatan Danish yang terpendam.
.
.
.
.
.
Danish sedang bermain sendiri sambil menatap kedua kakak nya yang tengah bersama kedua orang tuanya di halaman belakang, sedangkan Danish kecil ada di kamarnya, menatap mereka dari balik jendela."Adek Danish, ayo mam dulu." Danish menoleh dan tersenyum saat mendapati bi Minah mendekatinya sambil.membawa semangkuk nasi dengan sup ayam brokoli.
"Sayur?" Bi Minah mengangguk saat Danish menunjuk brokoli di mangkuknya.
"Ndak mau mam sayur." Danish dengan cepat menutup mulut nya menggunakan kedua tangan mungilnya.
"Loh kenapa? Adek harus mam sayur biar cepat besar. Katanya mau main sama kakak." Danish terdiam, merengut sejenak sebelum akhirnya membuka mulutnya.
"Mam sayur biar mama ndak marah?" Bi Minah mengangguk kecil sambil mulai menyuapi majikan kecil nya.
"Bibi, Danish mau main di luar sama kakak." Bi Minah tersenyum sendu mendengar permintaan majikan kecilnya itu.
"Iya nanti kalau sudah besar, adek bisa main sama kakak di luar ya." Danish kecil mengangguk antusias tanpa tau maksud ucapan sang pengasuh.
"Danish mau cepat besar biar bisa main sama kakak yey!"
.
.
.
.
.
Situasi tiba-tiba berubah, Agra yang sebelumnya melihat Danish kecil berusia lima tahun, kini berubah menjadi Danish berusia sepuluh tahun.Lagi-lagi Agra melihat Danish tengah memperhatikan Balthasar dan Janesh yang sedang bermain bersama dari balik jendela kamar nya.
Kamar Danish berada di bagian belakang rumah di lantai satu, tidak seperti Janesh dan Balthasar yang mendapat kamar di lantai dua. Ukuran kamar Danish memang tidak berbeda dengan kedua kakaknya namun tetap saja terasa sangat kosong, tidak ada sentuhan hangat hasil tangan kedua orang tuanya seperti di kamar Janesh atau Balthasar.
Cklek
Danish langsung berbalik dan memasang wajah waspada saat melihat pintu kamarnya terbuka.
"Kenapa kamu tidak belajar?!" Danish menunduk saat sang mama masuk kedalam kamarnya.
"Danish tadi sudah belajar ma, Danish lapar." Danish mengatakan hal itu dengan suara pelan.
"Kamu gak boleh makan sebelum selesai belajar! Jadi jangan harap kamu bisa keluar dari kamar! Jadi anak itu yang bisa berguna sedikit!" Danish kembali menunduk saat sang mama membentaknya.
"Tapi Danish lapar, Danish belum makan dari semalam ma." Danish hanya mampu bergumam, dia tidak akan berani mengatakan hal itu secara langsung pada sang mama.
"Danish harus belajar apa lagi ma? Danish pusing kalau baca buku terus." Danish memutuskan untuk duduk di meja belajarnya dan mulai membuka buku nya, kembali membaca hal yang seharusnya tidak dipelajari oleh anak berusia sepuluh tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akrala (Sudah Terbit)
FanficAgra tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, dia hanya pergi tidur setelah meminum obat tidur miliknya. Memutuskan melupakan sejenak masalah plagiat yang dilakukan oleh adik kembarnya sendiri. Tapi saat membuka mata, bukan kamar kost nya yang di liha...