95. Usaha

1.8K 201 1
                                    


.
.
.
.
.
Entah karena pengakuan nya atau karena apa, tapi semenjak hari dimana Jeffrey mengatakan perasaannya dia selalu saja melakukan hal yang membuat Danish kebingungan namun tidak bisa di pungkiri jika Jeffrey melihat wajah Danish merona.

Jeffrey menatap Danish yang asik berguling-guling di atas ranjang yang ada di studio nya, Danish memang sudah di perbolehkan ke studio namun harus ada yang menemani.

"Bang Jefy, bosen." Jeffrey langsung menghampiri pemuda yang sudah menutup tubuhnya dengan selimut itu.

"Bosen?" Danish mengangguk kecil sambil membuka selimut yang menutupi kepalanya.

"Mager gak?" Danish menatap bingung pada Danish.

"Kenapa?"

"Ayo jalan-jalan, tapi ya gitu harus tertutup gimana?" Danish mengerjap beberapa kali sebelum mengangguk semangat.

"Ayo!" Danish bahkan langsung menyingkap selimut nya.

"Bang Jefy, kalau ke dufan bisa gak?" Jeffrey menatap lekat pada Danish yang terlihat menunduk.

"Boleh, sana siap-siap. Gue juga mau siap-siap terus pamit ke bang Han." Danish mengangguk dan segera bangkit dari ranjang.

Cup

"Makasih bang Jefy." Jeffrey yang pipinya baru saja di kecup oleh Danish hanya bisa mematung, karena ini pertama kali nya Danish melakukan hal itu padanya.

"Tiba-tiba gue iri sama bang Sav, kalau tau Danish selalu kasih kecupan tiap dia seneng." Jeffrey menggerutu saat ingat jika Savian pernah mengatakan bahwa Danish akan melakukan sesuatu saat dia senang.

"Gak! Setelah ini cuma gue yang boleh dapet kecupan Danish!"
.
.
.
.
.
Danish terlihat seperti anak kecil yang polos saat pertama kali masuk ke dufan, tatapan berbinar juga senyum yang tidak pernah luntur membuat Jeffrey ikut tersenyum senang.

"Bang Jefy, beneran gak papa kita main disini?" Jeffrey mengangguk.

"Gak papa tenang aja, asal jangan lupa masker aja." Danish mengangguk semangat, bahkan beberapa kali Jeffrey lihat pemuda mungil itu menggerakkan tubuhnya karena bahagia.

"Bang Jefy gue mau coba semua wahana ya, asal gak yang serem." Jeffrey hanya mengangguk, karena hari ini dia memang akan menuruti semua keinginan Danish.

"Rumah hantu gak mau?" Danish langsung menggeleng heboh.

"Gak mau! Bisa mati dua kali gue kalau masuk kesana!" Jeffrey tertawa kecil mendengar pekikan kesal Danish.

"Iya iya, ya udah mau naik apa dulu?" Danish melihat-lihat sekeliling nya hingga netra nya tertuju pada wahana kora-kora.

"Mau naik itu!" Jeffrey hanya mengangguk dan merangkul Danish untuk mendekati antrian.

"Tapi serem gak bang?" Jujur saja Jeffrey ingin tertawa saat melihat wajah takut dan ragu Danish.

"Ya lo lihat aja itu, tapi menurut gue gak serem-serem amat, masih serem roller coaster." Danish mengangguk paham.

"Ya udah ayo, tapi lo harus duduk di sebelah gue bang, gak mau pisah!" Jeffrey lagi-lagi hanya mengangguk.

Antrian untuk menaiki wahana kora-kora tidak terlalu panjang, mungkin karena sekarang bukan hari libur jadi pengunjung dufan juga tidak seramai saat hari libur.

"Kalau lo takut nanti, pegang tangan gue." Danish hanya mengangguk.

Pemuda mungil itu hanya membiarkan Jeffrey untuk menggandeng tangannya hingga tiba giliran mereka naik ke wahana kapal raksasa itu. Danish terlihat sedikit tegang, terlihat dari sorot matanya yang sedikit gelisah.

Akrala (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang