79. Ide licik Sandi

2.1K 234 7
                                    


.
.
.
.
.
Kembalinya Danish ke Akrala ternyata belum sepenuhnya di beritakan, karena perusahaan memang sengaja membuat Danish seolah belum kembali dari masa hiatusnya.

Hiatusnya Danish beberapa bulan ini mampu membuat Sandi kegirangan karena bisa melakukan pemotretan hanya dengan Savian, namun sepertinya kesenangan itu harus berhenti hari ini.

Siang ini seluruh staff dari brand Himmel di buat terkejut oleh kehadiran Danish yang datang bersama Savian, memang seharusnya pemotretan kali ini di lakukan bertiga, namun mereka sudah bersiap jika nanti Danish tidak datang.

Biya bahkan tidak bisa tidak terkejut saat melihat kehadiran Danish dengan rambut hitam nya, Danish terlihat sehat meskipun memang sedikit terlihat lebih kurus.

"Selamat pagi kak Biya." Biya tersenyum saat Danish menyapanya, sebagai seorang Riziend tentu saja dia bahagia melihat idolanya kembali dari masa hiatus.

"Selamat pagi Danish, Savian."

"Danish sudah sehat?" Danish tersenyum dan mengangguk.

"Saya sudah sehat kak, terima kasih karena sudah khawatir." Biya mengangguk kecil dan tersenyum tulus, beberapa kali memang Biya sempat menanyakan keadaan Danish pada Erhan saat mengantar Savian pemotretan.

"Saya senang kalau kamu sehat, kalau gitu silakan, biar mereka bisa make up kalian." Setelah mendengar ucapan itu Savian segera mengajak Danish untuk duduk di tempat mereka.

"Pagi kak Savian, pagi Danish." Savian tersenyum kecil saat melihat Sandi mendekati mereka, sejak kejadian kukis itu Savian menjaga jarak nya dengan Sandi.

"Pagi San." Sandi tersenyum namun tatapan matanya fokus pada Danish.

"Danish udah sehat?" Danish tidak menjawab Sandi dan fokus pada ponselnya, membiarkan Savian yang menjawab semua pertanyaan pemuda itu.

"Danish kenapa gak mau jawab tiap aku tanya sih? Sombong banget, padahal kamu model baru." Savian dan semua staff yang mendengar itu tampak terkejut mendengar ucapan Sandi, terutama itu di tujukan pada Danish yang baru saja kembali.

"Sandi, tolong jaga ucapan mu!" Savian mencoba menahan emosinya, dia tidak ingin kelepasan disini.

"Saya bukannya sombong, tapi kamu terlalu mengganggu jika dijawab, dan saya malas basa-basi dengan orang bermuka dua seperti kamu." Ucapan dingin Danish ternyata mampu membuat Sandi terdiam dan memasang wajah sedih, staff yang ada disana pun juga sedikit terkejut. Tapi mereka tau bagaimana Danish, pemuda itu memang akan berucap apa ada nya saat terganggu.

"Sudah, Sandi tolong kembali ketempat mu dan tinggalkan Savian juga Danish. Mereka perlu make up dan ganti baju agar bisa lebih cepat melakukan pemotretan." Sandi mengepalkan tangannya yang tersembunyi di balik lengan hoodie oversize yang menjadi pakaiannya saat ini.

"Oh iya kak Erhan, saya permisi." Savian menatap Danish saat Sandi sudah pergi dari sana.

"Ganggu mulu, sok polos!" Savian mengelus kepala Danish saat mendengar pemuda itu menggerutu.

"Sudah, ayo make up dulu. Nanti pulang kita beli roti kopi."
.
.
.
.
.
Sandi tidak melepaskan pandangannya sedikitpun dari Danish, bahkan saat pemuda mungil itu mendapat giliran pemotretan. Sandi akan tetap menatap tajam Danish saat tidak ada yang memperhatikannya, namun Sandi akan langsung merubah tatapannya menjadi polos saat ada orang lain di sekitarnya.

"Lo gak akan menang dari gue Danish, kak Savian pasti jadi milik gue." Sandi bergumam pelan.

"Gue bakal menyingkirkan lo apa pun caranya, karena cuma gue yang boleh deket sama kak Savian." Sandi mengepalkan tangannya erat, namun saat netranya menangkap sosok Savian yang sedang fokus pada Danish, tatapannya kembali berubah tajam.

Akrala (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang