.
.
.
.
.
Danish asli sangat tidak suka merengek saat sakit, begitu pula Agra. Tapi Agra akan merengek dan merintih sakit hanya pada orang-orang terdekat yang dia percaya, seperti saat ini.Agra tengah nerintih dalam tidur nya, hal ini membuat Kenzo dan Wiya yang menjaga nya tidak tega. Savian sedang membuat makan malam untuk mereka bersama Yuvan.
"Ken, lo yakin Ersya gak bakal cemburu lo nungguin Danish disini?" Kenzo menggeleng dan tersenyum.
"Gak bakalan, lo tau sendiri Yaya udah baikan sama Danish." Wiya mengangguk kecil, dia tau jika Ersya sudah bersikap baik pada Danish.
"Eungh." Wiya terkejut saat Danish menggenggam tangannya, sedangkan Kenzo hanya tersenyum tipis melihat hal itu.
"Lo suka sama Danish kan Wi?" Wiya melirik ke arah Kenzo dan berdehem.
"Hm."
"Saingan lo banyak, jadi lo harus ekstra buat dapetin hati nya." Wiya terdiam, dia tau jika saingannya sesama anggota Akrala. Wiya tidak bodoh untuk tidak mengetahui jika mereka semua kecuali Kenzo, Ersya dan Mada menyukai Danish.
"Gue baru sadar kalau kebencian gue ke Danish gak mendasar Ken, gue benci dia karena bikin gue inget sama Janesh, gue jahat kan?" Kenzo mengangguk, tanpa peduli dengan Wiya yang melotot.
"Iya lo–eh bukan, kalian semua emang jahat sama Danish. Baiknya cuma pas di depan kamera aja, dan kalian ngelakuin itu selama tiga tahun." Wiya menunduk, rasa bersalahnya kembali menguar setelah Kenzo mengatakan itu.
"Udah, titip jagain Danish dulu, gue mau ke kamar sebentar." Wiya mengangguk kecil saat Kenzo beranjak.
"Iya sana, biarin gue berduaan sama Danish."
.
.
.
.
.
Sejujurnya mereka semua belum mendapatkan libur, namun dengan sakit nya Danish membuat Erhan membiarkan mereka untuk libur.Danish memang sudah membaik, demamnya juga sudah turun tapi Savian sama sekali tidak memperbolehkan nya untuk pergi ke studio nya.
"Cil, ngapain lo?" Danish yang sedang bermain ponsel di ruang keluarga langsung menoleh.
"Gabut." Wiya tersenyum mendengar jawaban Danish.
Grep
"Lo makin lama makin lucu deh cil." Wiya yang gemas dengan Danish langsung saja memeluk tubuh mungil itu erat.
"Akh lepasin gue bang Yasa!!" Danish yang memang tidak suka skinsip langsung saja memberontak agar lepas dari pelukan Wiya.
"Diem dulu cil, gue mau peluk lo. Kalau lo diem nanti sore gue ajak jalan, gimana?" Danish yang mendengar hal itu langsung mengerjap tidak percaya.
"Jalan kemana?" Wiya yang merasa jika Danish menurut tersenyum senang.
"Kemana aja yang lo mau, gimana?" Danish mengangguk antusias.
"Beneran ya? Awas kalau lo bohong, gue laporin bang Kenzo." Wiya hanya mengangguk-angguk sambil menciumi rambut Danish.
"Cil, gak mau ganti warna rambut gitu?" Danish mengernyit saat Wiya bertanya.
"Gak, nanti aja gak sekarang, pingin rambut item dulu." Wiya benar-benar gemas dengan Danish, padahal dulu dia sangat anti melihat wajah Danish saat tidak ada kamera.
"Danish, maafin gue ya, gue udah galak sama lo selama ini."
"Lo masih kalah galak sama bang Jefy sama bang Mada, mereka super galak kayak beruang." Wiya menahan tawanya saat mendengar jawaban Danish, apa lagi saat Jeffrey dan Mada disamakan dengan beruang.
"Bang, nanti anterin ke toko buku ya?" Wiya menaikan sebelah alisnya saat mendengar hal itu, sejak kapan Danish suka membaca?
"Ke toko buku?" Danish mengangguk, meskipun netra nya masih fokus pada ponselnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/344281339-288-k841690.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Akrala (Sudah Terbit)
FanfictionAgra tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, dia hanya pergi tidur setelah meminum obat tidur miliknya. Memutuskan melupakan sejenak masalah plagiat yang dilakukan oleh adik kembarnya sendiri. Tapi saat membuka mata, bukan kamar kost nya yang di liha...