.
.
.
.
.
Savian mengeratkan pelukannya pada Danish saat pemuda itu melenguh pelan, leader mungilnya itu tiba-tiba demam semalam, bahkan Danish menggigau.Savian tidak tau apa yang terjadi pada Danish, seingatnya saat ikut dia melakukan pemotretan Danish masih baik-baik saja. Saat pulang pun Danish masih sempat untuk merengek agar di perbolehkan membeli rotikopi.
Cklek
"Savian." Savian menoleh saat mendengar suara sang manager.
"Belum turun demam nya?" Savian menggeleng saat Firly berjalan mendekati ranjang Danish.
"Belum turun bang, gue juga bingung kenapa dia kayak gini." Firly mengangguk paham.
"Bisa minggir dulu? Biar saya periksa Danish. Kamu bisa bantuin Erhan untuk nyiapin sarapan kalian." Savian mengangguk dan melepaskan pelukannya pada Danish secara perlahan.
Saat Firly memeriksa Danish, Savian sudah berjalan ke arah dapur asrama mereka. Melihat Erhan yang sedang mengeluarkan beberapa makanan yang sengaja di beli nya sebelum ke asrama Akrala.
"Demam nya masih tinggi?" Savian mengangguk saat Erhan bertanya.
"Anak itu kenapa? Bukannya kemarin masih baik-baik saja?" Savian menghela nafas panjang.
"Aku juga gak tau bang, bang. Bahkan semalem anak itu masih main game sama Ersya, masih bisa ngamuk waktu di godain Wiya." Erhan ikut menghela nafas panjang saat mendengar hal itu.
"Kata Firly gimana?"
"Belum tau bang, masih di periksa." Erhan mengangguk kecil.
"Kalau gitu tolong bangunin yang lain, mereka ada jadwal latihan dan jadwal syuting konten." Savian mengangguk. Keenam anggotanya memang akan pergi ke studio hari ini, sedangkan dirinya libur, seharusnya Danish juga. Tapi jika melihat keadaan Danish saat ini, sangat tidak mungkin jika pemuda mungil itu ikut.
"Iya bang."
.
.
.
.
.
Anggota Akrala sebenarnya sudah melarang Danish untuk ikut latihan, tapi pemuda itu tetap memaksa untuk ikut. Jadi dengan sangat terpaksa Danish di izinkan ikut oleh Firly juga Erhan, bahkan Savian pun akhirnya ikut ke perusahaan."Kalau ngerasa gak enak, lemes atau pusing langsung berhenti, paham Danish?" Danish hanya mengangguk pelan. Entah kenapa tidak ingin sendirian di asrama.
"Harusnya lo di asrama aja cil, nanti kalau makin parah sakitnya gimana?" Danish hanya menggeleng dan memilih mendekati Mada.
"Bang Dabi." Mada langsung membuka matanya saat Danish mendekat.
"Kenapa?" Danish menggeleng, bahkan pemuda mungil itu hanya diam saat Mada menyentuh dahi nya.
"Yakin mau ikut latihan?" Danish mengangguk kecil.
"Lo lagi mikirin apa?" Pertanyaan Mada yang tiba-tiba sontak membuat semua anggota Akrala menatap ke arah Danish, beruntung pelatih mereka belum datang.
"Gak ada." Mada menghela nafas saat tau jika Danish berbohong.
"Ya udah, tapi kalau lo sampai pingsan nanti, lo harus istirahat di asrama sampe bener-bener sembuh." Danish terpaksa mengangguk ragu.
"Kalian sudah siap? Ayo latihan!" Anggota Akrala mendengus saat melihat pelatih mereka baru saja masuk ke ruangan.
"Savian juga mau ikut latihan?" Savian hanya mengangguk.
"Ya."
"Oke, kalau gitu kita mulai latihannya."
Setelah pemanasan kecil, mereka mulai melakukan dance dari beberapa lagu, bahkan lagu-lagu baru mereka tidak ketinggalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Akrala (Sudah Terbit)
FanfictionAgra tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, dia hanya pergi tidur setelah meminum obat tidur miliknya. Memutuskan melupakan sejenak masalah plagiat yang dilakukan oleh adik kembarnya sendiri. Tapi saat membuka mata, bukan kamar kost nya yang di liha...