📞 "Aku yakin kau sudah mengerti Mayron, rumah sakit bukan tempat yang aman bagi Omega kecil itu, kecuali kita hanya memasukannya ke rumah sakit lalu meninggalkannya begitu saja tanpa perwalian," balas Albern, menyesali mengapa keluarga Hamilton memiliki saham di hampir semua rumah sakit di kota ini.
📞 "Yes i know, apa kalian di Panthouse?"
📞 "Yah."
📞 "Baiklah, aku akan segera ke sana, mungkin kalian bisa mengambil tindakan pertama, mengompres tubuh Omega kecil itu jika suhu tubuhnya panas."
📞 "Aku akan melakukannya, sebaiknya kau bergegas, dan jangan sampai ketahuan Celio."
Panggilan telpon terputus, dan Albern yang bergegas masuk ke dalam Panthouse setelah di rasa aman, untuk menyiapkan air hangat buat mengompres tubuh Pavel seperti saran dari Mayron. Namun, sebelum melakukan semuanya, tenyata Tin sudah melakukannya terlebih dulu. Di sana ia bisa melihat Tin yang tengah menempelkan sebuah handuk kecil di dahi Pavel yang tengah berbaring di atas tempat tidur dengan tubuh terbungkus selimut hangat. Omega itu juga sudah terlihat bersih, dengan piyama berukuran besar milik Tin.
"Kau bisa melakukannya dengan sangat benar, Tuan muda," gumam Albern, berdiri di depan pintu sambil terus mengamati Tin yang terlihat telaten merawat Pavel.
Meski Albern terlihat tak begitu heran, sebab pada dasarnya, Tin adalah seorang anak yang di penuhi kasih sayang dengan sikap hangat dan perhatian, selalu berbuat baik kepada siapa pun, dan Albern yang sudah menjadi penjaga Alpha itu sejak berusia dua tahun sangat mengetahui akan hal itu. Dan sebagai orang terdekat Tin, Albern sangat bersyukur, sebab sedikit pun anak itu tak mewarisi Veronica ibunya yang memiliki sikap arogan. Tin lebih terlihat seperti ayahnya Aroon yang memiliki sikap sama dengannya dan tak lain adalah pamannya sendiri. Albern adalah putra dari mendiang Lunetta, adik perempuan Aroon, yang sudah lama ikut bersamanya, bahkan sebelum Aroon menikahi Veronica.
Lunetta meninggal dunia di usia Albern yang masih menginjak lima tahun, hingga kini kematian Lunetta yang di sebabkan oleh bunuh diri, tak di ketahui oleh siapa pun. Tak banyak yang mengetahui silsilah keluarga tersebut, termasuk Tin, yang sejak dulu menganggap Albern sebagai seorang pangasuh sekaligus bodyguard-nya. Tanpa mengetahui jika sesungguhnya Albern adalah pamannya.
Hingga beberapa menit kemudian, suara langkah kaki terdengar dari ruang tamu, dan tanpa menengok pun, Albern sudah bisa menebak, jika seseorang yang kini tengah berjalan menuju ke arahnya adalah Mayron.
"Albern, di mana Omega kecil itu?" tanya Mayron dengan sebuah tas berukuran cukup besar di tangannya. Tas yang berisi beberapa jenis obat dan peralatan lainnya yang mungkin di butuhkan untuk merawat pasien.
"Sedang di tangani oleh Tuan muda," jawab Albern, mengarahkan dagunya ke dalam kamar.
"Sepertinya Omega itu teman yang spesial bagi Tuan muda," balas Mayron melepaskan mantelnya.
"Aku rasa kau benar. Mereka baru saja bertemu, tapi Tuan muda terlihat sangat perhatian pada Omega kecil itu." Albern masih mengamati Tin di dalam sana.
"Baiklah, dia teman pertama Tuan muda. Sepertinya aku harus merawatnya dengan sangat baik," balas Mayron yang langsung masuk ke dalam ruangan tersebut. Menghampiri tempat tidur di mana Pavel yang masih tertidur pulas dengan kain kompres di dahinya.
"Bagaimana keadaannya, Tuan muda?" tanya Mayron meletakkan tasnya usai mengeluarkan Stetoskop untuk memeriksa detak jantung Pavel.
"Sejak tadi Pavel terus mengingau, dan panasnya semakin tinggi, apa ia baik-baik saja, Mayron?" jawab Tin dengan satu pertanyaan, tak mampu menyembunyikan kekhawatiran, bahkan sejak tadi Tin masih enggan untuk beranjak dari sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSIDE
Romance"INSIDE" Menceritakan tentang mereka yang mencari kebahagiaan, menghadapi dilema, rasa sakit dan penyesalasan.