BRINTANNY
Tok tok tok
Suara ketukan pintu terdengar tanpa jedah, bahkan sebelum Kayne memakai kaos setelah melepas seragamnya. Dan hanya bertelanjang dada, pria itu melangkah menujuh pintu untuk di bukanya, mengira jika tamunya kali ini adalah salah satu rekan kerjanya, dan tak berharap itu Sean yang sudah meninggalkan rumah selama satu minggu. Selain itu, Sean juga tak pernah yang namanya mengetuk pintu jika akan masuk ke dalam rumah.
"Nona Abella, kau di sini?"
Kayne terpaku di depan pintu, ingin menyembuyikan dadanya yang polos tanpa di tutupi kain sehelai pun. Namun, sepertinya terlambat. Sebab Abella sudah terlebih dulu mendorong pintu dan masuk kedalam rumah tanpa permisi.
"Ken, di mana Sean?" tanya Abella terlihat cemas.
"Sean tak di sini," jawab Kayne.
Masih berdiri di depan pintu berkecak pinggang, hingga otot lengannya mencuat, sungguh pemandagan yang indah bagi Abella yang langsung menelan liur dengan susah payah, dan kembali mengalihkan pandangan sebelum otaknya berjalan ke jalur yang salah. Kayne adalah pria yang berbeda. Ia tak pernah berharap pada pria itu sedikit pun.
"Oh Tuhan, di mana dia?"
"Ada apa?"
"Aku ingin menanyakan keberadaan Pavel, aku berkunjung ke mansion, tapi tak menemukannya di sana. Aku juga mencari mereka di hampir semua rumah sakit, tapi tak juga menemukan mereka. Sebenarnya di mana mereka? Bagaimana keadaan Pavel? Aku tak bisa menghubunginya, aku pikir Sean tahu di mana Pavel."
"Tuan Krittin sedang berada di New York saat ini, tapi tidak dengan Pavel," balas Kayne melangkah masuk kedalam kamarnya, mengambil kaos oblon untuk di pakainya, dan berjalan ke pantri untuk mengambil air mineral sebelum kembali ke ruang tamu dan duduk di sofa.
"Lalu di mana Pavel? Kenapa ia tak bersama suaminya?"
"Aku rasa, ada beberapa masalah yang sepertinya tak kau ketahui, Nona Abella."
"Masalah? Apa itu ada hubungannya dengan Pavel?"
"Yah."
"Katakan padaku. Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Oh Tuhan, kenapa aku bisa tak tahu, aku ibunya. Tapi tak pernah tahu masalah yang sudah menimpa putraku," keluh Abella terlihat prustasi.
Sejak Pavel tak bekerja di LIGHT NIGHT lagi, Abella jadi sering menghabiskan waktunya di kelab, hingga nyaris tak pernah ke mana pun, karena sibuk mengelola Kelab-nya yang semakin besar. Sampai berita tentang kecelakaan yang di alami Tin, dan ia yang kesulitan untuk menghubungi Pavel.
"Sean sedang menjemput Pavel, kau bisa menunggunya. Tapi aku tak tahu, kapan ia akan membawanya untuk pulang," ucap Kayne membuyarkan lamunan Abella.
"Sebenarnya apa yang sudah terjadi?"
"Aku tak tahu pasti, apa yang sudah terjadi. Mungkin kau bisa mengetahui semuanya jika bertemu Pavel," balas Kayne kembali meneguk air mineralnya dan Abella yang tampak terpesona ketika melihat air yang mengalir turun melintasi leher pria itu, dengan Adam's apple yang terlihat bergerak naik turun.
Akh sial! Aku sudah berusaha untuk berpikiraan waras, tapi pesona pria ini benar-benar memikatmu. Oh Tuhan, sadarlah Abella. Pria ini tak tertarik padamu.
"Apa kau haus?" tanya Kayne yang membuat Abella cukup terkejut, tetapi tak memalingkan pandangan. Ia seperti terhipnotis oleh pesona pria di hadapannya saat ini.
"Yah," angguk Abella memegangi jantung yang seolah ingin melompat keluar.
"Aku akan mengambilkannya untuk ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
INSIDE
Romance"INSIDE" Menceritakan tentang mereka yang mencari kebahagiaan, menghadapi dilema, rasa sakit dan penyesalasan.