Pigalle
KEDIAMAN PAVEL KENNETH
"Pavel."
Seseorang memanggil bersamaan dengan satu sentuhan lembut di kepala yang membuat Pavel terjaga dari tidurnya. Mengerjapkan mata dan tersenyum saat mendapati Abella yang sedang duduk di pinggiran tempat tidurnya, sambil tersenyum dan tak henti mengusap rambutnya.
"Kau di sini, sejak kapan?" tanya Pavel dalam suara mengantuk, sambil merenggangkan otot kedua lengan dari balik selimut tebalnya.
"Beberapa menit lalu."
"Kenapa tak lekas membangunkanku?"
"Emm, aku suka melihatmu saat terlelap. Kau seperti seorang Omega kecil yang lucu," balas Abella tersenyum sambil mencolek hidung Pavel yang masih berbaring di balik selimut.
"Kau selalu melakukan itu."
"Karena aku menyukaimu."
"Oh baiklah, bagaimana kabarmu sekarang? Selama dua hari ini aku tak melihatmu, apa semuanya baik-baik saja?" tanya Pavel mengamati bekas memar disudut bibir Abella yang mulai memudar.
"Tentu saja."
"Sepertinya Hector kembali bersikap baik padamu."
"Pavel, come one Dear. Hector selalu bersikap manis padaku, percayalah. Kami akan baik-baik saja," balas Abella kembali meyakinkan Pavel jika selama dua hari ini pria itu selalu bersikap baik padanya, dan sepertinya pria itu akan berubah.
"Yah, aku percaya itu," angguk Pavel tak ingin berbicara banyak kepada Abella yang terlihat sedang di mabuk cinta.
"Pavel, sebenarnya ada yang ingin aku katakan?"
"Apa itu?"
"Aku akan ke Swiss dalam beberapa minggu ini, kau tidak masalah, 'kan?" tanya Abella.
Pavel terdiam seketika dengan perasaan yang tiba-tiba cemas dan gelisah. Sampai saat ini pun ia masih tak menyukai ketika mendengar tempat itu. Swiss tak membuat ayah dan ibunya kembali, bahkan melupakannya. Dan sekarang Abella ingin ke sana, apa ia akan kembali tepat waktu? Atau ia akan tetap di sana, dan mungkin akan menghilang, meninggalkannya, seperti apa yang sudah di lakukan oleh ayah dan ibunya. Pikiran Pavel mulai tak karuan.
"Bisakah kau tak pergi?" tanya Pavel dengan suara pelan sambil memegangi ujung baju Abella, menatap wanita itu yang justru merasa keheranan.
Sebab selama mengenal Pavel dan hidup bersama Omega itu, sekali pun Pavel tak pernah melarangnya untuk ke mana pun. Pavel tergolong sebagai seseorang yang tak acuh kepada siapa pun. Ia juga tak akan pernah peduli dengan apa yang orang-orang di sekitarnya lakukan, selama itu tak mengganggu dan mengusik kenyamanannya. Namun, kali ini Omega itu terlihat begitu cemas dan ketakutan, hanya karena ia akan ke Swiss.
"Pavel, are you okay Dear?" tanya Abella ikut khawatir saat melihat Omega itu terus menatapnya dengan ekspresi wajah yang berbeda. Dan ini kali pertama baginya mendapati Pavel yang rewel sepereti sekarang ini.
"Aku hanya ...."
Kalimat Pavel tertahan di tenggorokan, tanpa mengalihkan pandangan.
Bagaimana jika kau tak kembali seperti ayah dan ibu?
Pavel lekas beranjak dari pembaringannya. Menyibak selimut yang menutupi tubuhnya dan duduk di tepian tempat tidur. Dan kembali berpikir, mengapa ia harus bersikap egois? Bukankah semua orang berhak untuk pergi ataupun tetap tinggal sesuai dengan keinginan mereka?
"Aku baik-baik saja," sambungnya beranjak dari duduknya dan melangkah pergi.
"Pavel, kau bisa ikut. Ayo kita ke Swiss bersama," balas Abella seketika menghentikan langkah kakinya. Terdiam dengan jantung berdebar, bersamaan dengan banyak hal yang kini terlintas di pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSIDE
Romance"INSIDE" Menceritakan tentang mereka yang mencari kebahagiaan, menghadapi dilema, rasa sakit dan penyesalasan.