CHAPTER 33

117 20 0
                                    

"Mereka hanya ingin melihatmu bahagia."

"Tapi, menikah dengan Zein tidak akan membuatku bahagia, Albern. Pernikahan itu hanya akan membuatku dan Zein menderita."

"Yah, hal itu yang seharusnya mereka pahami. Tapi, untuk saat ini mereka tidak ingin tahu itu. Mereka hanya ingin melihat Zein bahagia, selain itu. Nyonya Veronica tahu, jika Omega yang kau cintai adalah Pavel Kenneth, Omega yang di anggap buruk dari segi mana pun. Karena Nyonya Veronica memiliki kriteria dan standar khusus bagi seseorang yang akan masuk ke dalam keluarga Hamilton."

"Untuk yang pertama kalinya aku merasa tidak ingin hidup dalam keluarga Hamilton, aku tak pernah tahu, jika menjadi bagian dari Hamilton akan membuatku tak bisa bergaul dan memiliki teman yang aku inginkan. Aku bahkan tak bisa menentukan kebahagiaanku sendiri," balas Tin kembali menarik napas panjang. 

Dan itu memang benar, sebab selama ini ia memang tak memiliki teman satu pun selain Albern dan Zein. Ibunya selalu mengatakan jika bergaul dengan beberapa teman hanyalah membuang waktu, dan itu tidaklah penting. Tanpa teman pun ia bisa melakukan segalanya, dan mendapatkan apa yang ia inginkan. Itulah yang berlaku di dalam keluarga Hamilton yang tak bergantung kepada siapa pun.

"Sayangnya kau adalah putra tunggal, pria pusaka, dan ahli waris keluarga Hamilton."

"Ah, aku bisa gila," gumam Tin, memejam kuat, menyenderkan tubuh di sandaran kursi. Ia tak menyangka jika mencintai Pavel Kenneth bisa membuatnya jadi tak menyukai peraturan keluarganya untuk yang pertama kali.

Di usianya yang masih menginjak empat tahun, sedikit pun ia tak pernah mempermasalahkan jika harus seorang diri tanpa teman, meski ia jarang bertemu ayah dan ibunya yang selalu sibuk bekerja. Sebab di usianya saat itu ia sudah memiliki Albern dan Amaya, seorang asisten rumah tangga mereka yang usianya hanya berpaut dua tahun dengan Albern yang saat itu masih berusia tujuh belas tahun.

Ia juga tak pernah mencari teman, dan tak menolak jika memang ada yang ingin berteman dengannya. Meski saat itu seorang pun tak ada yang berani mendekatinya. Di karenakan ia yang selalu di kelilingi bodyguard untuk melindungi. Namun, sejak bertemu Pavel di usianya yang menginjak dua belas tahun. Ia mulai merasa jika membutuhkan seorang teman, tanpa ia sadari jika ia membutuhkan Pavel Kenneth. Ia menyukai Omega itu, dan ingin melindungi Omega itu. Hingga di usianya yang semakin dewasa, perasaannya terhadap Pavel mulai berubah menjadi perasaan cinta. Ia pun mulai membangkang dan diam-diam melakukan hal lain yang tak di ketahui oleh ibunya, dan itu semua demi menemukan Pavel. Omega yang sudah menjadi pemilik hatinya.

"Zein tak ingin mengerti itu. Meski tahu jika perasaanku tak bisa berubah, Albern."

"Tuan Zein sudah terlanjur mencintaimu, akan sulit baginya untuk menerima itu."

"Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?"

"Kau hanya perlu mengikuti keinginan nyonya Veronica."

"Apa hanya itu yang bisa aku lakukan?" tanya Tin dengan nada yang terdengar putus asa.

"Yah, kau tak punya pilihan lain, Tin."

__

__

GIETHROON

KEDIAMAN PAVEL KENNETH

Pukul 18 : 30 Sore hari

Pavel berdiri di depan pintu pagar kayu yang nyaris usang depan rumahnya, setelah beberapa tahun tak ia kunjungi. Meski kondisinya tak ada yang berubah sejak terakhir kali ia tinggalkan. Namun, ia bisa merasakan perbedaannya. Sangat banyak yang berubah di sana, suasananya pun sudah berubah. Ia tak lagi mencium aroma pie strawberry buatan ibunya, mencium aroma masakan, terlebih senyuman sang ibu yang selalu menyambutnya kala itu.

INSIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang