CHAPTER 77

104 17 0
                                    

"Kau tak tahu keberadaan putramu sekarang, bahkan aku sangsi kau tak pernah tahu bagaimana ia sekarang, bagaimana wajahnya, seperti apa dirinya, dan apa saja yang sudah di lalui setelah kau tinggalkan."

Jeff kembali menarik napas berat, tak mengatakan apa pun selain diam dengan wajah yang di penuhi penyesalan.

"Jika niatmu bertemu mereka hanya untuk meminta maaf, kau benar-benar terlambat, Jeff."

"Kenapa? Apa Delania sudah menikah? Apa ia sudah hidup bahagia dengan pria lain?"

Clare menarik napas dalam, bersamaan dengan kedua mata yang seketika berembun. Secara tidak langsung, pertanyaan Jeff mengungkit luka di hari wanita itu. Wanita yang sudah menjadi sahabat Delania, wanita yang sudah sangat menyayangi Delania dan putranya, bahkan sudah menganggap Pavel seperti putranya sendiri.

"Aku justru menginginkan hal itu. Bisa melihat kebahagian Delania di samping pria yang sangat mencintainya, pria yang sangat menyayangi Pavel, tapi sayangnya ...."

Air mata Clare akhirnya menitik tanpa aba-aba hingga membuat Jeff semakin bingung. Ditambah saat melihat wajah muram wanita itu.

"Clare, what happened?"

"Kau sungguh sialan, Jeff. Terlalu sibuk dengan wanita itu sehingga tak tahu apa pun tentang wanita yang pernah sangat mencintaimu dengan tulus."

Jeff terdiam dengan perasaan semakin tak karuan.

"Clare, apa yang terjadi?"

"Delania sudah meninggal dunia, Jeff. Sehari sesudah ia menikah. Dan kau tahu siapa pria yang menikahinya?"

Jeff terdiam dengan dada yang tiba-tiba merasakan nyeri, mulai sesak napas dengan kedua mata yang tampak berembun.

"Hadley Kenneth. Dialah pria yang mengeluarkan Delania dari keterpurukan, pria yang sudah menghapus air mata Delania, dan membahagiakan putramu, memeluk putramu hangat ketika sedang bersedih dan merindukanmu. Meski kebahagiaan mereka tak berlangsung lama."

"A-pa yang sudah terjadi?" tanya Jeff dengan suara yang sedikit bergetar, sangat jelas sedang menahan sesuatu di dalam hatinya.

"Kecelakaan pesawat, ketika mereka hendak ke Swiss. Tepat di hari ulang tahun putramu."

Jeff memejam erat. Tertunduk sebelum menangkup wajahnya, menyembunyikan kesedihan hati. Mengapa ia tak pernah tahu itu? Ia bahkan tak pernah menduga jika hal buruk sudah terjadi kepada Delania.

"Lalu, Pavel?"

"Pavel sempat menghilang dua hari setelah kecelakaan itu terjadi. Dan setelah dua minggu berlalu. Aku dan Beall menemukannya di dalam rumah dalam keadaan sekarat. Putramu mengurung diri dan membiarkan tubuhnya sakit, ia bahkan tak makan dan minum selama ini. Jadi kau bisa merasakan bagaimana kesedihan Pavel saat itu. Sebab, yang ada di dalam pikirannya. Delania dan Hadley telah meninggalkan dirinya sepertimu."

Perasaan Jeff serasa di iris pisau tajam. Sungguh perih dan sakit, entah bagaimana perasaan putranya saat itu. Ia pun sudah mengira jika di malam tepat hari ulang tahun Enz adalah Pavel. Ia semakin yakin, jika pria kecil yang ia lihat di balik dinding buram di restauran malam itu adalah Pavel.

"J-adi?"

"Pavel tak pernah tahu jika Delania dan Hadley sudah meninggal dunia."

Jeff kembali menangkup wajahnya dengan satu tarikan napas berat. Mengusap dada yang semakin terasa nyeri.

Delania menemukan pria yang tepat, tetapi mengapa kebahagiaan mereka begitu singkat?

Rasa bersalah memenuhi pikiran Jeff. Merindukan Delania dan putranya. Pantaskah ia merasakan rasa bersalah sekarang? Sedang saat itu ia dengan sengaja dan penuh kesadaran telah memutuskan untuk meninggalkan mereka.

INSIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang