"Ada apa? Kau terus menatapku sejak tadi," tanya Pavel saat mendapati Sean yang tengah menatapnya.
"Apa aku pernah mengatakan jika kau sangat cantik?" jawab Sean dengan satu pertanyaan yang entah di sadari atau tidak, bahkan pandangannya masih terus tertuju ke arah Pavel.
"Apa?"
"Yah, kau. Aku tidak pernah menyangkah jika kau akan tumbuh menjadi Omega yang begitu cantik," puji Sean secara frontal dan terang terangan.
"Apa kau ingin mengetahui rahasianya?" tanya Pavel yang menanggapi pujian Sean dengan candaan.
"Yah, tentu saja. Aku ingin mengetahuinya," angguk Sean tersenyum menatap Pavel penuh kekaguman.
"Sean!" panggil Beall.
"Yah, ada apa?"
"Apa kau juga ingin tahu rahasia tentangku?"
"Tidak," jawab Sean tak memalingkan pandangan dari wajah Pavel.
"Baiklah," angguk Beall, kembali merangkul lengan Pavel dan menyandarkan kepalanya di bahu Omega itu.
"Kita bisa pergi sekarang?"
"Tentu saja," angguk Sean memalingkan pandangan dan mulai fokus kedepan. Hingga dalam waktu beberapa detik saja, mobil kini melaju dengan kecepatan sedang, meninggalkan tempat tersebut.
"Pavel."
"Yah?"
"Apa kau sudah memiliki seorang kekasih?" tanya Beall dengan tiba-tiba bersamaan dengan Sean yang mulai mepertajam pendengarannya.
"Tidak," jawab Pavel singkat, bersamaan dengan satu sudut bibir Sean yang terangkat ke atas.
"Sungguh? Kau terlihat sempurna, dengan wajah cantik. Apa kau serius tak memiliki seorang kekasih?" tanya Beall tak percaya.
"Yah, aku serius," jawab Pavel, "lalu bagaimana denganmu?"
"Aku juga demikian."
"Why? Kau juga sangat cantik. Bukankah begitu, Sean?" tanya Pavel yang langsung di balas anggukan oleh Sean hingga lekas membuat hati Beall berbunga bahagia.
"Aku tak tertarik dengan semua pria di sekolahku, meski mereka sangat ingin berkencang denganku," balas Beall.
"Ada apa? Apa salah satu dari mereka tak memiliki kriteria seperti apa yang kau inginkan?"
"Yah, kau benar. Mereka semua membosankan, dengan omongan manis menjijikan, penuh dengan gombalan yang tak masuk akal," balas Beall.
"Heii, itu adalah salah satu trik dari mereka untuk merebut hatimu, dan harus butuh beberapa kalimat tak masuk akal agar kau tertarik kepada mereka," sambung Sean ikut menimpali meski dengan jawaban konyol yang membuat Beall dan Pavel saling menatap satu sama lain.
"Tapi aku tak menyukai mereka yang selalu mengatakan omong kosong," balas Beall yang membuat Pavel hanya bisa tertawa.
"Baiklah, lalu pria seperti apa yang kau inginkan?" tanya Sean dengan Pavel masih memegangi perutnya yang sedikit sakit usai tertawa akibat penuturan Beall.
"Sepertimu," jawab Beall tanpa basa-basi, meski pengakuannya di anggap biasa saja oleh Sean dan Pavel yang memang setuju, sebab ia sendiri menginginkan pria seperti Sean yang penuh dengan kehangatan, perhatian, dan kasih sayang.
"Baiklah, aku akan mengajari mereka cara bersikap baik padamu, mungkin bisa mengikuti caraku dalam memperlakukanmu."
"Tak perlu, mereka tak akan sama sepertimu," balas Beall, " bukankah begitu Pavel?"
KAMU SEDANG MEMBACA
INSIDE
Romance"INSIDE" Menceritakan tentang mereka yang mencari kebahagiaan, menghadapi dilema, rasa sakit dan penyesalasan.