[23] HAPPY ENDING

669 38 9
                                    

"Yah, aku tahu. Jika kau tak mencintaiku hingga sedalam ini, kau tak mungkin menungguku," balas Tin, tak luput menatap wajah cantik istrinya yang bersinar di bawah lampu remang, kamar mereka.

"Kau tahu, jika aku menunggumu?"

"Yah, aku bisa merasakannya, tapi ... aku masih tak ingin mengganggumu," balas Tin yang sebenarnya tak ingin mengingat segala kenangan menyakitkan itu lagi.

Pavel memeluk tubuh suamianya erat, benamkan wajah di dadanya.

"Aku tak ingin ada kesedihan dan air mata lagi, aku rasa sudah cukup. Mari hidup bersama dan melupakan masa lalu, aku menyimpan yang terbaik dariku untukmu, Tuan Krittin Feith. Aku ingin kita selalu bersama, menikmati matahari terbenam di pinggiran danau, dan mendengar suara kicauan burung yang berterbangan di ranting pinus, menyaksikan bayi firefiles berterbangan dengan cahaya indah mereka di malam hari, dan meniup dandelion bersama," ucap Pavel memejam erat.

"Aku akan mengabulkan semua keinginanmu," balas Tin mempererat pelukan, "apa perasaannmu sudah jauh lebih baik sekarang?"

"Yah, tentu. Aku sudah bisa menerima ayahku kembali, meski aku masih tak mengetahui banyak hal tentangnya saat ini, banyak yang berubah darinya, Daddy. Dan aku tak tahu, mengapa ia begitu bersedih."

Tin menarik napas dalam dan kuat. "Mau aku menceritakan sesuatu untukmu?" tanyanya, menatap wajah sang istri, sebelum kembali mengecup keningnya lembut saat sang istri mengangguk padanya.

"Aku mendengarkannya," balas Pavel.

"Baiklah, tapi. Seperti yang kau katakan tadi, jangan ada kesedihan lagi."

"Aku berjanji," angguk Pavel sekali lagi. Seolah sudah meyakini hatinya agar kuat mendengar apa pun itu.

"Ayah Jeff, yang telah mendonorkan ginjalnya padamu."

Pavel menahan napas, menatap suaminya tak berkedip, sebelum pria itu mencecup keningnya dalam sambil mengusap punggungnya lembut. Ia tahu jika saat ini Pavel sedang menahan air matanya, bahkan ia bisa merasakan detak jantung istrinya yang berdebat cukup kencang sekarang.

"Apa ayah benar melakukannya?"

"Yah, Sayang. Ayah Jeff melakukannya tanpa berpikir panjang, dan tak ingin kau mengetahuinya."

"Kenapa?" tanya Pavel dengan suara yang terdengar bergetar.

"Ayah Jeff takut, jika kau akan menolaknya."

Pavel kembali terdiam tak mengatakan apa pun. Hatinya sakit dan terpukul, ia sudah membenci ayahnya selama ini. Namun, tak terduga, jika ayahnyalah yang telah menyambung nyawanya. Ayahnya yang telah meberinya kesempatan untuk melahirkan putrinya, memeluk dan melihat putrinya tumbuh besar. Ayahnyalah yang telah membuatnya bisa bersama Tin lagi.

"Hatiku terluka," gumam Pavel memegangi dadanya yang berdenyut nyeri, "aku bahkan sangat membencinya selama ini."

"Kau tak mebencinya, Pew. Kau hanya merasa kecewa padanya."

"Oh Tuhan, apa yang harus aku lakukan?" Pavel memejam semakin erat.

"Kau hanya perlu menemuinya, dan memeluknya. Aku rasa, ayahmu hanya membutuhkan itu sekarang."

"Tapi ...." Kalimat Pavel tertahan di tenggorokan.

"Apa kau memikirkan hal lain?"

"Bagaimana dengan keluarganya?" tanya Pavel yang sejak tadi terus memikirkan Enz dan ibunya. 

Ia tahu jika mereka tak akan menerimanya, karena mereka membencinya. Mengingat Enz dengan lantang pernah berteriak keras padanya, jika ia sangat membencinya. Terlebih saat Pavel mengetahui satu fakta, jika Enzlah penyebab kecelakaan yang terjadi kepada Tin, ia tahu jika omega itu sangat mencintai suaminya. Begitu juga dengan apa yang menimpah Sean dan Abella Yume. Itu semua karenanya. Karena Enz yang tak menerimanya berada di sisi Tin.

INSIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang