[8] Never see him again

121 21 1
                                    

"Apa akhir-akhir ini kau begitu sibuk? Kau tak terlihat selama tiga hari ini," tanya Pavel ketika Oskan mempersilahkannya untuk duduk di sebuah kursi Restaurant yang sudah ia pesan terlebih dulu.

"Yah, aku cukup sibuk dan sedang mempersiapkan banyak hal. Ada apa? Apa kau merindukanku?" tanya Oskan tersenyum, sebelum duduk di hadapan omega itu.

"Rane jadi bawel dan selalu menanyakanmu."

"Dia memang putriku yang sangat baik, selalu menanyakan dan merindukanku. Tak seperti dirimu yang tampak biasa saja, meski kita tak bertemu cukup lama. Kau bahkan tak peduli," balas Oskan usai membaca buku menu, dan meletakannya di atas meja. Menyebut beberapa menu makanan dan minuman untuk dirinya dan Pavel pada sang pelayan sebelum meninggalkan tersebut.

"Aku lebih sibuk dan memikirkan banyak hal, jadi tak sempat memikirkanmu."

"Oh ayolah, haruskah kau mengeluarkan semua kata-kata tak mengenakkan itu? Sungguh sangat melukai hatiku," balas Oskan yang hanya di balas senyum oleh Pavel.

"Kau terlihat sibuk, tapi masih memiliki waktu untuk mengajakku makan siang. Sebenarnya ada hal penting apa?" tanya Pavel.

Oskan terlihat menarik napas kuat dan dalam, sebelum menatap Pavel di hadapannya dengan wajah yang tampak serius.

"Mungkin kau sudah mendengarnya dari Mayron," balas Oskan, masih menatap Pavel.

"Mayron?!"

Tanpa basa-basi, Oskan mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku jasnya, dan langsung membukanya, bahkan meletakkannya di atas meja, tepat di hadapan Pavel yang kini mematung, menatap cincin di dalam kotak tersebut.

"Ini ... apa?!"

"Aku ingin menikahimu, Pavel," balas Oskan menatap Pavel. 

Meminta dengan sungguh-sungguh, sambil menggenggam telapak tangan Pavel yang masih tediam dengan perasaan bimbang dan ragu. Pikirannya nelangsa, memikirkan Tin dan juga putrinya.

"Aku pikir kau sudah menyerah," balas Pavel dengan tangan yang masih berada di dalam genggaman Oskan.

"Aku tak mungkin menyerah semudah itu, sampai kau yang menyuruhku pergi."

"Kau tahu jika aku tak mungkin melakukan itu, Oskan."

"Aku tahu."

Hening.

Pavel kembali menarik napas kuat, dan menarik tangannya dengan perlahan hingga terlepas dari genggaman Oskan. "Aku akan memikirkannya, dan ... aku butuh berbicara dengan Rane."

"Apa itu artinya kau mempertimbangkanku?"

Pavel kembali terdiam, berharap jika apa yang sudah ia putuskan saat ini akan membuat semuanya baik-baik saja. Ia cukup lelah dengan banyaknya masalah yang menghampiri akhir-akhir ini. Baik dari sikap Ranesmee, Catdwell, juga paman Grape yang ia yakini adalah Tin, begitu juga dengan wanita yang ia lihat saat itu.

Pavel ingin melepaskan diri dari masalah yang yang selama ini menggerogotinya. Mungkin dengan menikah dan memulai hidup yang baru, ia tak akan lagi di bayang-bayangi oleh masa lalunya, dan juga Tin, kendati pria itu tak akan pernah hilang dari dalam pikiran juga hatinya.

"Aku dengar, Krittin telah kembali. Apa itu benar?" tanya Oskan buyarkan lamunan Pavel.

"Kau mengetahuinya?"

"Yah, aku tahu," angguk Oskan yang di balas satu tarikan napas panjang oleh Pavel.

"Apa ini alasannya kau ingin menikahiku?"

"Aku ingin menikahimu karena aku mencintaimu, Pavel. Dan juga menyayangi Rane. Bukan karena pria itu," balas Oskan yang tak mempertimbangkan Catdwell, sebab tahu jika Pavel tak akan menyukai pria yang tak di sukai oleh putrinya.

INSIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang