"Morning, my Dear," sapa Pavel perlahan, mengusap wajah Tin yang baru saja membuka mata, bersamaan dengan senyum yang terbit di wajahnya, senyum bahagia yang sudah sangat lama tak di lihat oleh omega itu.
Betapa ia sangat merindukan pria di hadapannya saat ini, kendatipun, mereka sudah bersama sejak dua hari lalu. Namun, tetap saja, ia masih sangat merindukan pria itu. Hingga satu gerakan kecil di rasakan oleh Tin, tersadar jika saat ini ada sang putri yang masih terlelap bahkan memeluknya erat di balik selimut.
Tin kembali tersenyum, mendapati dua orang yang berharga di hidupnya, ketika membuka mata. Mereka terlihat begitu indah, dan rasanya tak ingin jauh seinci pun dari mereka.
"Good morning, my wife. Ilove you," ucap Tin mengusap wajah Pavel lembut.
"I love you more," balas Pavel, meraih telapak tangan Tin untuk di kecupnya lembut, "kita harus bergegas," sambung omega itu.
"Kita akan kemana?" tanya Tin terlihat tak ingin beranjak dari tempat tidurnya.
"Ayah dan ibu akan berkunjung."
"Ah, iya ... aku hampir lupa," balas Tin. Namun, masih enggan bergerak dari pembaringannya. Pelukan Ranesmee membuatnya betah, terlebih ia tak ingin membangunkan putrinya yang masih terlelap.
"Kita juga kedatangan tamu istimewa."
"Sepasang pengantin baru?" tebak Tin.
"Yah, dua pasang pengantin baru."
"Dua pasang? Albern?"
"Yah," angguk Pavel tampak bersemangat, "dan sepertinya ibu ingin menyampaikan sesuatu hal yang penting," sambungnya.
"Apa itu?"
"Aku juga masih belum mengetahuinya. Aku rasa itu penting, sebab ia menginginkan kita untuk ada di sini."
"Aku tahu," balas Tin kembali mengusap wajah istrinya.
"Benarkah? Apa?"
"Emm, kau akan mengetahuinya nanti," balas Tin mengusap hidung Pavel.
"Oh ayolah ... apa kau tak bisa memberitahuku saja?"
"Kau akan mengetahuinya nanti, aku ingin itu menjadi kejutan," balas Tin tersenyum lebar.
"Oh baiklah, bagiamana jika Anda bangun dan bergegas, aku rasa mereka akan sampi beberapa jam lagi, mungkin kita perlu menyiapkan beberapa bahan makanan, dan sepertinya harus berbelanja ...."
"Baiklah," sela Tin terlihat antusias.
"Ada apa?" tatap Pavel menyipit.
"Aku senang jika akan berbelanja denganmu."
"Senang?"
"Yah, sebab di sepanjang jalan aku akan terus menggenggam tanganmu, menggendong Rane, dan kau yang mendorong troli."
Pavel tertawa, sungguh hal yang cukup sederhana. Namun, sangat membuat Tin bahagia.
"Apa kau menyukainya? Kau bisa menggenggam tanganku seharian jika kau mau."
"Emm, benar. Tapi, aku sangat ingin menggenggam tanganmu ketika sedang berjalan di tempat umum."
"Kenapa demikian?"
"Aku ingin menunjukkan ke semua orang, jika kau adalah milikku, Pavel Kenneth. Kau seorang yang aku cintai, dan kau adalah kekasihku."
Pavel mengusap wajah suaminya lembut. "Baiklah," angguknya, sebelum Tin mendaratkan satu kecupan lembut di keningnya.
"Haruskah aku ke rumah Grandma malam ini, agar kalian bisa bersama?" tanya Ranesmee dengan suara seraknya yang cukup membuat Tin terkejut, sebelum tertawa ringan dan memeluk tubuh putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSIDE
Romance"INSIDE" Menceritakan tentang mereka yang mencari kebahagiaan, menghadapi dilema, rasa sakit dan penyesalasan.