CHAPTER 57

108 18 1
                                    

"Mengenai ibu Tin ...." Kalimat Pavel terhenti, berganti menatap Mayron yang kini duduk di sofa dengan perasaan gelisah.

"Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?"

"Yah. Sejujurnya," angguk Pavel yang sudah mulai merasakan curiga ketika kedua orang tua Tin tak menghadiri acara pernikahan mereka. Apa mereka memang sudah menikah secara diam-diam? Pikiran Pavel berkecamuk.

"Katakan padaku, apa yang mengganggu pikiranmu?" tanya Mayron beranjak dari duduknya, melangkah menghampiri Pavel dan duduk di sisi Omega itu.

"Apa mungkin, ia akan menerima pernikahan kami begitu saja?"

Mayron terdiam hingga beberapa saat dengan satu tarikkan napas berat. Sejujurnya itu mustahil. Veronica tak akan mungkin menerima pernikahan itu, terlebih ada Zein, satu-satunya Omega yang hanya akan mendampingi Tin.

"Sepertinya aku benar, ini tak akan mudah," sambung Pavel menjawab pertanyaan sendiri.

Bukankah seharusnya ia tak cemas dan peduli? Ia hanya akan mempedulikan bayin-nya dan tak ingin memikirkan yang lain, tapi mengapa hal yang sebelumnya ia anggap sepeleh malah membuatnya gelisah.

"Apa kau mencemaskan itu?"

"Aku hanya ingin mecemaskan bayiku, Mayron tak masalah mereka menolakku, selama mereka tak menyakiti bayiku, sejujurnya. Aku hanya ingin memikirkan itu, tapi ... semakin lama aku semakin gelisah, ini aneh ... aku tak pernah seperti ini sebelumnya," balas Pavel kembali meneguk susu di dalam gelasnya sampai beberapa teguk.

Aku menyayangi keluargaku, yang benar saja. Keluh Pavel membatin. Merasa mulai terjebak dengan ikatan dalam satu hubungan, bahkan mulai takut, jika perasaanya juga demikian.

"Apa Tuan muda pernah mengatakan sesuatu padamu tentang ibu ataupun ayahnya?"

Pavel menggeleng pelan. "Tidak, ia hanya meminta agar aku tetap berdiri di sampingnya, apa pun yang terjadi."

Seolah sedang memperingatiku jika kita akan mengadapi masalah buruk. Itu yang membuatku cemas sekarang. Oh Tuhan ... ada apa denganku. Apa aku mulai menyayangi pria itu?

Pavel menarik napas berat.

"Yah ... aku rasa Tuan muda sedang berusaha mengatakan padamu, jika kalian akan mendapatkan sedikit masalah kedepannya, dan meminta agar kau tetap berdiri di sampingnya untuk melewati masalah itu bersama," balas Mayron.

"Apa akan seburuk itu?"

"Tidak, jika kalian bisa melewatinya dengan tak saling terpisah. Itu akan menjadi hal yang mudah."

Pavel kembali menarik napas berat. Mungkin apa yang di katakan Mayron benar, selama mereka tak saling melepaskan menggenggaman tangan mereka. Semua mungkin akan baik-baik saja.

"Tin akan melindungiku dan bayi kita. Ia selalu mengatakan hal itu padaku."

"Maka percayalah. Ia tak main-main dengan perkataannya. Dan ia akan melakukan berbagai macam cara untuk melindungimu sesuai janjinya. Dan sebaiknya kau tak terlalu mencemaskan itu, kalian sudah menikah. Percayalah, suamimu akan melindungimu dan bayimu," balas Mayron yang memang sudah sangat memahami situasi, dan sudah bisa membayangkan apa yang akan terjadi kedepannya, jika Veronica mengetahui pernikahan ini.

"Yah ... aku percaya itu," angguk Pavel pelan. Menghabiskan susunya.

"Senang mendengarnya," balas Mayron, "tapi ... apa Tuan muda hanya mengatakan hal itu padamu? Dan tak mengatakan hal lain lagi?"

"Hal lain?!"

Oh tuhan, apa tuan muda belum mengatakan tentang keberadaan Tuan Zein? Ini buruk, entah apa yang akan terjadi nanti.

INSIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang