CHAPTER 137

100 12 0
                                    

HOSPITAL

Dua hari setelah kecelakaan yang menimpah Sean. Bersamaan dengan tertangkapnya Rocco Gagliano yang terbukti melakukan tindak pidana, dalam kasus tabrak lari yang menimpah Krittin Feith. Dan yang lebih mengejutkan lagi, pria itu juga terlibat dalam kecelakaan yang menimpa Sean juga terbakarnya Kelab NIGHT LIGHT yang mengakibatkan Abella Yume terluka, meski tak begitu parah. Namun, wanita itu mengalami trauma berat hingga harus di rawat intensif di rumah sakit yang sama di mana Sean di rawat.

Rocco tertangkap di gudang bawah tanah yang terletak di distrik Montero dini hari, setelah berhasil lolos untuk yang kesekian kali. Dan sepertinya, pria itu sengaja untuk tinggal di gudang bawah tanah dan tak bersembunyi di tempat lain yang masih belum di ketahui oleh Kayne Ken.

"Bagaimana rasanya? Melihat seseorang yang kau sayangi menderita?" ucap Rocco ketika Kayne Ken berhasil menemukannya.

"Jadi itu, kau?"

"Yah, dan seharusnya kau bersyukur. Aku tak sampai menghilangkan nyawa mereka, seperti apa yang sudah kau lakukan terhadap paman Svarga dan bibi Daenerys."

"Svarga adalah seorang penjahat yang sudah menjadi target utama. Dan aku hanya menjalankan tugas."

"Kenapa kau tak membiarkan orang lain saja yang melakukannya? Apa kau tak tahu jika dia adalah ayah dari Fienes?"

Satu pertanyaan sama yang pernah di ajukan oleh Fienes. Ia tetap di salahkan karena membunuh Svarga Tifien, ayah dari Fienes kekasihnya dulu. Meski saat itu, ia benar-benar tak tahu jika yang menjadi target utama mereka adalah ayah dari Fienes.

"Lalu bagaimana dengan bibi Daenerys?"

Kayne Ken kembali terdiam. Masih bertanya-tanya hingga saat ini. Apa meninggalnya Daenerys Tifien juga karena salahnya? Mengapa semua jadi memberatkannya kini? Hingga ia tak bisa membela diri sendiri.

"Fienes begitu membencimu, tapi tak bisa balas dendam padamu. Dan aku membenci itu. Nyawa seharusnya di bayar dengan nyawa. Tapi saat ini, senang bisa melihatmu tersiksa. Terlebih ketika Fienes membencimu, dan mungkin sebentar lagi kau akan kehilangan satu-satunya keluarga yang kau miliki," ucap Rocco Gagliano tampak puas.

"Lalu apa itu bisa membuat Fienes jauh lebih baik?"

"Aku rasa tidak. Sebelum ia melihat orang-orang yang kau sayangi pergi meninggalkanmu. Hingga kau juga bisa merasakan sakitnya kehilangan orang-orang yang kau sayangi."

Itulah obrolan terakhir Kayne ken dan Rocco Gagliano sebelum pria itu di seret kedalam penjara, bersama Benito yang ikut serta dalam pembakaran Kelab LIGHT NIGHT.

Dan selama dua hari setelah kecelakaan terjadi, Sean masih belum sadarkan diri dan melewati masa kristisnya. Sungguh satu hal yang membuat Zein terus menitikkan air mata tanpa melepaskan genggaman tangannya.

Omega itu terus menyebutkan nama Sean, memintanya untuk kembali. Dan tak ingin menganggap jika hal yang ia lakukan selama dua hari ini adalah sia-sia. Ia selalu percaya jika Sean akan lekas bangun dan memeluknya.

Seperti saat ini, air matanya kembali menitik ketika kembali mengunjungi Sean yang masih belum mengalami perubahan.

"Tuan muda."

Luan berdiri di samping Zein yang masih menyandarkan kepala di pinggiran tempat tidur.

"Apa dia masih akan tidur, Luan?" tanya Zein tanpa mengangkat wajahnya.

"Aku rasa Sean masih membutuhkan itu."

"Ia pasti sangat merasa kesakitan saat ini." Air mata Zein kembali luruh, tak mampu menahan kesedihan. "Jika saja aku bisa merasakan rasa sakitnya."

INSIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang