"Cucuku, Pavel Kenneth. Kau putra mendiang Hadley Kenneth yang sudah lama aku cari, berbahagalah, Sayang," sapa Airella yang cukup mengejutkan Pavel, begitu juga dengan Tin dan Albern. Bahkan semua yang berada di sana.
Cincin nyaris menyentuh ujung jari omega itu, sebelum perhatian Pavel tertujuh kepada Airella dan Luiz.
"Anda?!"
"Ibu turut berbahagia untukmu, Nak. Ibu akan menunggumu di luar, sebab tak mendapatkan undangan di sini. Maaf jika kehadiran Ibu jadi sedikit merusak suasana di sini," balas Airella tersenyum, sebelum beranjak pergi dari sana. Tak ingin mengacaukan acara lamaran tersebut, meski kedatangannya hanya untuk menyapa. Namun, cukup menarik perhatian Pavel.
"Tunggu! Nyonya?!" panggil Pavel mengejar langkah Airella. Sedang yang lain hanya mematung tak mengatakan apa pun.
"Maaf, tapi aku benar-benar tak mengenali Anda, dan .. cucu?! Maksud Anda?"
Fokus Pavel jadi teralihkan, sehingga membuat Tin khawatir. begitu juga dengan Albern. Terlebih Veronica yang seketika cemas, merasa jika sekarang bukanlah saatnya Pavel mengetahui kebenaran atas kedua orang tuanya.
"Maaf, Nyonya Airella. Bukan maksud kami tak mengundang Anda."
Aroon melangkah menghampiri, mencoba memberi pengertian kepada Airella.
"Aroon, bukankah kau dan Hadley berteman sangat baik? Aku rasa kau pasti akan mengerti perasaannya saat ini, jika tahu apa yang sudah terjadi dengan putranya akhir-akhir ini," balas Aierella menoleh ke arah Pavel yang semakin terlihat bingung.
"Yah, aku tahu. Aku sangat mengerti. Aku akan ...."
"Lalu mengapa kau membiarkan mereka menyekiti putra Hadley?" Airella menyelah Aroon, tak ingin pria itu melanjutkan pembicaraan.
"Ayah, sebenarnya apa yang sudah terjadi?!" tanya Pavel kembali menghampiri.
"Kita akan membicarakan ini nanti, Sayang. Kembalilah ketempatmu. Suamimu menunggumu," balas Airella mengusap rambut Pavel lembut, dengan senyum hangatnya hingga membuat Pavel kembali teringat akan senyum hangat seseorang yang dulu pernah selalu menenangkannya, bahkan membuat ia dan ibunya bahagia.
"Tapi ... tadi Anda mengatakan jika aku adalah cucu mendiang putra Anda, maksudnya ... Anda ...."
"Pavel, kita bisa membicarakan masalah ini nanti." Tin menghampiri istrinya.
Aroon hanya terdiam, memijat pangkal hidung. Begitu juga dengan Veronica, yang sangat merasa bersalah atas apa yang sudah terjadi selama ini. Ia pun baru tahu, alasan mengapa suaminya selalu melindungi Pavel.
"Tidak, Sayang. Aku perlu tahu," geleng Pavel yang sudah terlanjur penasaran dengan apa yang di ucapkan Airella beberapa menit lalu, "siapa putra Anda? Apa itu ayah Hadley?" tanyanya, berharap jika tebakannya kali ini salah.
Perasaannya pun mulai tak karuan ketika melihat wajah Airella yang sungguh asing. Ia mendengar perdebatan Aroon dan Airella beberapa menit lalu. Tahu jika wanita di hadapannya saat ini adalah ibu dari ayahnya Hadley. Namun, siapa mendiang putra yang ia maksud?
"Sayang, kita akan bicara nanti." Airella menoleh ke arah Aroon dengan tatapan penuh dengan kecewa.
Sejak tahu jika putra Arron menikahi Pavel, awalnya Airella merasa bahagia, ia bisa jauh lebih tenang, sebab Aroon pasti menjaga putra Hadley dengan baik. Namun, insiden pertunangan yang gagal di media masa yang sempat ramai di perbincangkan saat itu, seketika membuat Airella kesal dan kecewa. Terlebih saat menghilangnya Pavel, ia sudah tak respek lagi kepada Aroon dan keluarga Hamilton.
Merasa jika keluarga tersebut sudah membuat Pavel menderita, hingga rasa kecewa dan amarah itu semakin memuncak ketika mengetahui semua yang sudah Veronica lakukan pada cucunya. Entah mengapa ia tak bisa menerima dan mentoleril lagi perlakuan mereka. Dan tak menginginkan Pavel menjadi bagian dari keluarga Hamilton. Bahkan mereka sudah membohonginya perihal putranya dan Delania yang sudah meninggal dunia, hingga membuat Pavel terus berharap jika suatu hari nanti, mereka akan menjemputnya, atau ia yang akan menemukan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSIDE
Romance"INSIDE" Menceritakan tentang mereka yang mencari kebahagiaan, menghadapi dilema, rasa sakit dan penyesalasan.