"Kau akan berangkat ke Githroon."
"Pavel di sana?"
"Yah," angguk Albern, "aku akan mengendalikan situasi di sini. Kau tak perlu khawatir," sambungnya.
"Baiklah."
Pavel beranjak hendak pergi.
"Tunggu!" serga Albern.
"Ada apa?"
"Kondisi Pavel sedang kurang baik saat ini."
"Dia sedang sakit?" Tin mengernyit, terlihat khawatir.
"Yah."
"Kenapa kau baru mengatakannya sekarang?" tanya Tin menatap Albern.
"Karena aku tak ingin kau terus khawatir. Dan sekarang kau sudah mengetahui kondisinya, aku harap kau tak terkejut ketika melihatnya."
"Apa separah itu?"
"Kau hanya perlu melihatnya sendiri."
Tin mengusap wajahnya kasar.
"Aku mengerti."
Tin beranjak dari sana, dengan langkah lebar meninggalkan ruangan tersebut. Perasaannya semakin tak karuan ketika tahu jika saat ini Pavel sedang sakit. Semakin bertambah khawatir ketika tahu Omega itu sedang berada di Giethroon sekarang. Sedang ia tahu, jika Giethroon adalah tempat pelarian Pavel jika Omega itu sedang terpuruk ataupun sedang menghindari dan menyembunyikan sesuatu.
Albern menarik napas berat. Pandangan kini di alihkan kepada Zein setelah bayangan Tin menghilang di balik pintu. Sudah hampir empat minggu Omega itu terbaring koma, dan sudah hampir empat minggu juga Tin terus di sini untuk menemaninya demi melindungi Pavel, tanpa di sadari jika hal yang ia lakukan bisa membuat Pavel jatuh ke tangan Alpha lain.
Albern mulai serius memikirkan Oskan. Terlebih ketika mendapatkan laporan dari Luan jika pria itu kepergok jatuh cinta kepada Pavel. Dan hal yang paling penting adalah, apa yang di lakukan Tin selama ini tak di bayar setimpal oleh Veronica ibunya yang ternyata diam-diam berbuat curang dan melakukan hal lain di belakangnya.
Memanfaatkan masalah keluarga Oskan Federico untuk menyakiti Pavel. Albern pun tahu, jika Oskan menyekap Pavel atas permintaan Veronica. Seharusnya sejak awal ia tak percaya dengan kesepakatan tersebut. Karena Veronica tak akan pernah berhenti sebelum melihat Pavel hancur dan menghilang dari kehidupan Tin.
"Ayah ... Ibu ..."
Albern terkejut saat tiba-tiba mendengar suara serak yang menyapa pendengarannya. Lamunannya terhenti, hingga tersadar jika suara tersebut berasal dari Zein yang terbangun dari tidurnya.
"Zein?"
"Ibu ... Ayah ... di mana ayah dan ibuku?" tanya Zein.
"Mereka?! Mereka ...."
"Tuan Zein, oh Tuhan ... syukurlah kau sudah bangun."
Mayron yang tiba-tiba muncul menyelamatkan Albern yang langsung beranjak dari duduknya saat Mayron mulai memeriksa kondisi Zein. Memeriksa denyut jantung, dan nadi.
"Myron ... di mana ayah dan ibuku? Di mana mereka?" tanya Zein sekali lagi, menatap kesekeliling ruangan.
"Mayron, apa yang terjadi?" tanya Albern.
"Tuan Zein sedang mengalami halusinasi, aku akan menenangkannya. Sebaiknya kau menunggu di luar. Dan hubungi nyonya besar jika tuan Zein sudah terbangun dari komanya."
"Tapi ...."
"Ada apa?"
"Tin sedang tidak berada di sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
INSIDE
Romance"INSIDE" Menceritakan tentang mereka yang mencari kebahagiaan, menghadapi dilema, rasa sakit dan penyesalasan.