"Hentikan! Jangan mendekatiku brengsek!" maki Pavel mundur sejauh mungkin dari jangkauan Oskan yang langsung mencengkram keras bahunya hingga ia meringis kesakitan. Tangannya bergerak menampar pria itu dengan sangat keras.
"Kau terlihat begitu menggoda jika sedang marah seperti ini," ucap Oskan menyeringai semakin terpancing.
"J-angan coba-coba ... menyentuh ... ku."
Suara Pavel tersendat, ketika pria itu menarik kuat kedua kakinya, ketakutan saat kedua tangannya di satukan dan dicengkram kuat di atas kepalanya, mencoba menendang tetapi sepertinya sia-sia. Bahkan tubuh besar Oskan tak bergerak sedikit pun, hingga membuat Pavel semakin kalang kabut dan terus mengumpat marah, terlebih ketika wajah Oskan mulai mendekati wajahnya.
"Don't rile me!"
"No, no! Sialan kau! Jangan ... aku mohon jangan sentuh aku ...."
Pavel menggeleng cepat ketika Oskan membungkam mulutnya dengan satu raupan di bibir, dengan lumatan ekstrim yang membuat air matanya seketika menetes. Semakin merontah membuatnya semakin kehabisan napas, bersaan dengan gigitan Oskan yang menyakiti bibirnya, sesak napas ketika lidah pria itu menerobos masuk mengobrak-abrik tenggorokannya yang perih, menghisap lidahnya kuat seolah akan tercabut, hingga membuatnya merasa mual dan nyaris muntah, bahkan sampai terbatuk-batuk karena kehabisan napas. Oskan menyeringai puas ketika melihat bibir Pavel mengelurkan darah, sedikit bergetar bahkan mulai membengkak.
"I really want you, Pavel. You will be mine!"
"Kau iblis sialan!! Jangan mimpi bisa memilikiku!" balas Pavel dengan napas tersengal dan gemetaran akibat murka yang tak mampu ia kendalikan, tubuh serasa menegang semakin panik, tetapi mulai kehabisan tenaga dan tak bisa berontak lagi akibat rasa sakit di seluruh tubuh.
"Kita lihat saja nanti, apa yang akan aku lakukan padamu!"
Pavel menjerit keras ketika Oskan merobek paksa kemeja yang di pakainya, hingga dalam selang detik saja tubuhnya kini polos, Oskan menindihnya kuat dengan tatapan penuh gairah. Kedua pahanya yang kini tak tertutupi apa pun tertanam di atas pembaringan, tertindih oleh kedua paha Oskan yang besar dan kuat, hingga ia bisa merasakan jika saat ini tulang pahanya remuk oleh beban berat. Oskan terlihat tak main-main padanya.
"Aku mohon padamu ... jangan sentuh aku!" seru Pavel ketika Oskan melebarkan pahanya yang kini mati rasa, siap menyatuhkan tubuh mereka. Mulai memelas dengan air mata yang terus menetes, tak ada lagi umpatan. Ia sungguh ketakutan. Tubuhnya adalah milik Krittin Feith, tak ada yang boleh menyentuhnya.
"Kau tak perlu khawatir, Tuan Pavel. Aku tak pernah bermain liar dan kasar, aku akan bermain lembut. Terutama denganmu, satu-satunya Omega yang benar-benar membuatku begitu menginginkanmu. Aku akan memprioritaskan kesenangan dan intesitas," bujuk Oskan mengusap air mata Pavel yang semakin deras mengalir sedang tangan lainnya masih mencengkram kedua tangan Omega itu dan menekannya kuat.
"Tidak! Oskan aku mohon ... jangan menyentuhku ... aku sudah menikah, tidak ada pria yang boleh menyentuhku selain suamiku, aku mohon ... aku mohon ... demi Tuhan ... jangan menyentuhku, jangan lakukan itu padaku ...."
Pavel memohon sambil terus menangis hingga sesegukan, memejam erat tak ingin melihat tubuh polos Oskan di atas tubuhnya. Oskan pun terpaku. Ketika mendengar kalimat yang baru saja di serukan oleh Pavel. Kalimat yang membuat hasratnya hilang seketika itu juga. Melepaskan cengkraman tangannya, mengamati Pavel tak percaya.
Omega ini sudah memiliki Mate? Tapi kenapa aku tak melihat Mark bite di sana, bahkan tak mencium ada aroma Fheromone dari Alpha lain. Apa dia menggunakan Scent blocker?
Tidak mungkin! Itu tak benar. Hingga ia melihat sendiri sebuah cincin yang melingkar di jari manis Pavel ketika Omega itu menangkup wajah dengan air mata yang mengalir semakin deras. Ini tidak benar. Oskan terlihat shock, bahkan langsung beranjak turun dari ranjang, memundurkan langkah kakinya. Sebejat dan sebrengsek bagaimanapun dirinya, ia tidak pernah mau meniduri seorang Omega yang sudah menikah terlebih memiliki Mate.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSIDE
Romance"INSIDE" Menceritakan tentang mereka yang mencari kebahagiaan, menghadapi dilema, rasa sakit dan penyesalasan.