Hai, akhirnya sampai juga di chapter 100. Lumayan panjang yah 😂
Dan dalam cerita ini, Thor juga membuat kisah masing-masing dari beberapa couple selain Poohpavel. Tapi bisa di skip kok kalo emang pembaca hanya ingin fokus dengan kisah couple Poohpavel di cerita ini. Gak papa kok 😁 selera pembaca kan beda-beda.
Ada banyak alasan, mungkin kisah couple lain agak sedikit membosankan atau gak menarik. Nanti tinggal coment aja, mungkin Thor bisa ngurangin, atau menghapus beberapa adegan couple lain di cerita ini.
Dan tak lupa. Ucapan terimakasih untuk semua pembaca yang masih setia ngikutin "INSIDE" sampai di bab ini. Thor mencintai kalian semua 🥰
Sampai bertemu di akhir cerita 🫶
---
Apa benar, aku sedang memikirkan pria ini? Tapi kenapa? Mengapa mesti pria ini? Tidak, tidak mungkin.
Abella meggeleng keras, hingga tak sadar jika melakukan hal demikian di depan Kayne yang kini memandang dengan tatapan aneh kearahnya.
"Ada apa?"
"Tidak apa-apa," balas Abella kembali menggeleng.
"Kau tak perlu mengakuinya."
Abella menarik napas berat. "Jika memang demikian ... apa kau keberatan?" tanyanya menatap Kayne.
"Tidak sedikit pun. Hanya saja, kau sering mengejutkanku dengan tingkahmu yang berbeda."
"Yah, aku juga menyadari itu. Aku selalu terlihat bodoh di hadapanmu. Bahkan aku sendiri tak mengerti, mengapa otakku selalu tak berjalan dengan benar jika berasa di sampingmu," balas Abella memasukkan satu suapan didalam mulutnya, hingga membuat kedua pipinya mengembung.
"Ada apa? Apa kau masih belum bisa melupakannya?"
"Hah?"
"Pria brengsek, keparat, dan sialan itu, pria yang masih kau rindukan hingga saat ini," balas Kayne, meng-copy semua perkataan Abella malam itu, yang terus memaki dan mengumpat dengan kata kasar.
"Kau mengetahuinya?"
"Yah, I know everything. Tak ada yang tersisa."
Abella menyandarkan kepala di pinggiran meja, merasa malu karena ternyata ia tak perlu menutupi apa pun lagi dari pria di hadapannya ini, sebab pria itu sudah mengetahui segalanya. Dan tak hanya masalah yang tengah ia hadapi sekarang. Bahkan pria itu mungkin mengetahui bagaimana model tubuhnya.
"Sudah aku katakan, kau tak perlu malu ...."
"Tentu saja aku merasa malu, kita adalah orang asing yang tak saling mengenal, tapi kau sudah mengetahui semua tentangku, baik hal besar atau kecil sekalipun, sejak awal aku tak pernah tahu siapa kamu, selain pekerjaan dan namamu. Bukankah itu sangat tidak adil? Tentu saja aku merasa malu sekarang, kau bahkan sudah melihat seluruh tubuhku."
Kayne menarik napas dalam ketika mendengar penuturan Abella di kalimat terakhirnya.
"Hal itu tak akan mungkin terjadi, jika malam itu kau tak memuntahkan semua isi perutmu dan mengotori bajumu sendiri. Aku tak bisa membiarkanmu tidur dalam keadaan kotor dan bau. Aku juga tak mungkin meminta tetangga untuk menggantikan baju dan membersihkan tubuhmu," balas Kyne dengan nada tenang.
Raut wajah Abella kembali memerah karena malu.
"Maafkan aku jika sudah berbuat tak sopan padamu."
"Kau tak perlu meminta maaf. Justu aku yang berterima kasih karena sudah membantuku," balas Abella mendorong piringnya yang sudah kosong sebelum menyenderkan tubuh di pinggiran sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSIDE
Romance"INSIDE" Menceritakan tentang mereka yang mencari kebahagiaan, menghadapi dilema, rasa sakit dan penyesalasan.