"Apa yang sudah terjadi, Celio?" tanya Veronica berdiri di ujung tangga dengan nada yang terdengar khawatir.
"Ia terjatuh ke danau," jawab Celio.
"Apa? Tapi ... bagaimana bisa?"
"Tuan Pavel ingin menghindariku," jujur Celio.
"Lalu apa dia baik-baik saja, Celio?"
"Aku rasa tidak, Nyonya. Tubuhnya terus menggigil kedinginan," balas Celio masih menggendong tubuh Pavel yang kembali tak sadarkan diri. Bersamaan dengan Veronica yang melangkah medekat dan menempelkan punggung tangan ke dahi Pavel. Cukup terkejut, sebab mendapati tubuh Pavel yang panas.
"Bawah dia di kamar, Celio. Aku akan buatkan segelas susu."
"Tapi, Nyonya ...."
"Yah, ada apa, Celio?"
"Aku rasa ada yang harus mengganti bajunya yang basah. Maaf," balas Celio tampak ragu.
Mengingat Veronica yang tak menyukai Pavel, dan mustahil bagi wanita itu untuk menyentuh Pavel, apa lagi berbaik hati untuk menolongnya. Meski Celio sangat berharap Veronica mau melakukannya. Sebab jika tidak, Pavel akan semakin kesakitan karena kedinginan karena terus memakai bajunya yang basah.
"Kita bisa meunggu Mayron!" balas Veronica terlihat keberatan.
"Tapi, Nyonya, ia tak bisa terus memakai baju ini lebih lama lagi. Kondisinya akan semakin buruk."
Veronica masih berdiri di depan pintu, menatap Pavel yang semakin pucat.
"Baringkan dia di tempat tidur," balas Veronica melangkah masuk terlebih dulu ke dalam kamar, membuka lemari dan mengambil satu pasang piyama di sana. Setelah membaringkan tubuh Pavel dangan sangat hati-hati di atas tempat tidur dan keluar dari sana, menutup pintu kamar, dan membiarkan Veronica mengurus omega itu di dalam sana, entah bagaimana caranya.
Hingga beberapa menit berlalu, Veronica terlihat keluar dari kamar tersebut.
"Aku akan membuatkan susu untuknya, jaga dia, Celio," ucap Veronica melangkah menuju pantri.
"Yah nyonya," angguk Celio kembali ke kamar. Tampak tercengan ketika mendapati Pavel yang terbaring terbungkus selimut, dan kedua bantal guling yang mengapit kedua tubuhnya. Tampak khawatir, sebab omega itu masih tak bergerak juga sejak tadi.
"Maafkan aku, Tuan," ucap Celio, memberanikan diri memeriksa denyut nadi Pavel. Mendesah karena tak menyukai ketika mendapati pergelangan Pavel yang tergores, dan hal itu sungguh mengusiknya. Hingga memutuskan untuk mengambil plaster di dalam kotak obat P3K dan memplester lengan omega itu yang tergores.
"Kenapa Mayron belum datang juga?" tanya Veronica yang sudah berdiri di ambang pintu, kagetkan Celio yang lekas menoleh, menatap segelas susu hangat di tangan Veronica. Masuk kedalam sambil terus mengamati Pavel.
"Belum, Nyonya. Aku rasa Mayron akan datang terlambat," balas Celio tak bisa menutupi kecemasan.
Veronica amati asistennya, sebelum melihat lengan Pavel yang sudah terbungkus plaster, tak heran. Sebab pria itu selalu all out ketika sedang jalankan tugas, sekalipun Veronica rancu. Mana yang lebih buat asistennya kuatir, apakah karena Tin yang akan datang dan menyerang mereka berdua?! Ataukah?! Veronica tak ingin menerka.
"Lengan tuan Pavel tergores," ujar Celio tak ingin membuat Veronica memikirkan banyak hal tentangnya.
"Yah," angguk Veronica melangkah dekati nakas dan menaruh gelas tersebut di sana, "kau juga terluka, dan itu terlihat cukup parah. Sebaiknya lekas kau obati lenganmu, Celio," sambungnya ketika menyadari luka di lengan asistennya. Dengan Celio yang hanya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSIDE
Romance"INSIDE" Menceritakan tentang mereka yang mencari kebahagiaan, menghadapi dilema, rasa sakit dan penyesalasan.