CHAPTER 50

232 22 1
                                    

Mobil kembali melaju menuju jalan besar kota Boulevard, dengan suasana yang kembali hening. Bahkan hanya deru mobil yang terdengar halus menyapa pedengaran mereka, juga alunan musik clasic yang selalu terdengar di mana pun Pavel berada.

"Kau terlihat sedang memikirkan sesuatu, apa itu ada hubungannya dengan Hector?" tanya Tin yang langsung bisa menebak, bersamaan dengan dua kelopak mata Pavel yang terbuka dengan perlahan, terlihat menarik napas berat.

Omega itu terlihat gusar dengan sorot mata yang di penuhi kekecewaan, terlihat menarik napas berat hingga berulang kali, sebelum menatap wajah Tin yang kini mencemaskannya.

"Bisakah kau menceritakan padaku, apa yang membuatmu sampai secemas itu? Aku mengkhawatirkanmu, dan mungkin saja dengan menceritakan semuanya akan membuat perasaanmu jauh lebih baik," sambung Tin, mencoba untuk menjadi pendengar yang baik. Pria itu selalu bersikap hangat, begitu juga dengan tatapan matanya yang selalu memancarkan kehangatan, dan Pavel menyukai itu.

"Hector ... dia adalah pria yang sangat di cintai oleh Abella," balas Pavel jujur, dan tak ingin menyembunyikan apa pun. Tahu jika ia sedang berbicara kepada seseorang yang tepat. Seseorang yang bisa mendengarkan bahkan mengerti perasaannya saat ini.

"Sudah aku duga."

"Kau mengetahuinya?"

"Yah, aku tahu ketika tak sengaja melihat Hector dan Abella di sekitar rumahmu malam itu," balas Tin.

Pavel mengenyitkan kening, mencoba mengingat kejadian apa yang sudah terjadi malam itu, hingga Tin bisa melihat keberadaan Hector dan Abella di rumahnya.

"Malam itu?"

"Malam di mana pertama kali kita bertemu," jawab Tin membantu Pavel untuk mengingatnya lagi.

"Kau di sana?"

"Yah."

"Membuntutiku?"

"Yang lebih tepatnya mengawasimu, Tuan muda."

"Kau menguntitku, Tuan."

"Maafkan aku," ucap Tin mengakhiri perdebatan kecil mereka, meski ia selalu menyukai respon Pavel yang kesal padanya. Wajah Omega itu akan tampak lebih cantik dua kali lipat jika sedang kesal dan marah. Sungguh konyol.

"Lalu kenapa kau tak memberi tahuku?"

"Karena aku pikir, Abella hanyalah seorang teman biasa bagi Hector."

"Kau salah."

"Yah, aku baru tahu itu. Jika Abella benar-benar mencintai seorang Hector, lagi pula aku rasa tak berhak untuk mengurusi hubungan Hector dengan wanita mana pun," balas Tin yang membuat Pavel semakin gelisah.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku tak mungkin membiarkan Hector terus berada di sisi Abella."

"Kau hanya tinggal memberitahu Abella, jika Hector adalah seorang suami dan ayah. Dia memiliki sebuah keluarga."

"Kau pikir aku akan tega mengatakan hal itu padanya? Dia akan terluka."

"Kenapa tidak? Itu adalah kenyataan yang harus Abella ketahui. Sesakit apa pun perasaan dia nantinya," balas Tin yang lagi-lagi membuat Pavel terdiam dengan perasaan sedih dan marah. Abella yang malang, wanita itu memiliki hati yang baik dan lembut. Namun, jatuh di tangan Hector yang brengsek.

Hingga mobil berhenti tepat di depan sebuah hunian mewah yang terletak di pinggiran kota Boulevard. Pavel terlihat menarik napas panjang, tak ingin terlihat bersedih di depan Abella.

"Are you okay?" tanya Tin yang cukup mencemaskan kondisi Pavel sekarang. Omega itu terlihat sangat bersedih atas apa yang sudah terjadi kepada Abella.

INSIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang