"Maaf, Tuan. Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiran Anda?" tanya Celio buyarkan lamunan Tin yang hampir setengah jam terdiam di tempat duduknya dengan pandangan kosong yang tertujuh ke arah luar jendela moblnya yang sedang melaju.
"Aku tak melihat putriku mengantarkan anggur di supermarket hari ini, apa dia baik-baik saja?" tanya Tin tak bisa menyembunyikan kekhawatirannya kepada sang putri.
Usai pertemuan mereka kemarin, ia pikir Ranesmee akan kembali ke tempat pedagang buah di pinggir jalan yang letaknya tak begitu jauh dari supermarket untuk membawa anggurnya yang akan di jual. Ternyata ia salah, sebab sejak pagi ia terus menunggu hingga siang hari. Namun, Ranesmee tak terlihat di sana.
Tin bahkan sengaja memborong semua anggur milik Ranesmee yang di titipkan ke pedangan buah pinggir jalan, agar Ranesmee kembali membawa anggurnya, dan mereka bisa bertemu meski hanya sebentar, tanpa membuat Ranesmee curiga jika ia adalah ayahnya.
Awalnya, Tin tak mampu menahan kesedihan, ketika pertama bertemu Ranesmee, sebab putrinya tak mengenalinya sedikit pun. Sedang wajah dan peringai mereka begitu sama dan tak memiliki banyak perbedaan meski beda kelamin. Maka sejak saat itu ia yakin, jika selama ini Pavel memang tak pernah menceritakan tentang dirinya kepada putri mereka, dan mungkin juga tak pernah mengungkitnya sekalipun.
Ia tak berhenti bersedih dan menitikkan air mata usai pertemuan mereka yang tak di sengaja. Namun, ketika melihat Ranesmee yang tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas, ramah, kalem, dan baik hati membuatnya sangat bahagia sekaligus bangga kepada Pavel, sebab omega itu benar-benar mendidik putri mereka dengan sangat baik. Meski kadang hatinya terluka ketika Ranesmee memanggilnya dengan sebutan paman Grape.
"Anda bisa mengunjunginya jika penasaran," ucap Celio buyarkan lamunan Tin yang seketika membuka mata.
"Apa kau yakin itu ide yang bagus, Celio?"
"Yah, karena tak ada salahnya Anda mengunjungi putri Anda sendiri."
Pavel terdiam dan terlihat kembali menarik napas panjang sebelum mengeluarkannya dengan perlahan. Meskipun ia sangat merindukan Pavel, juga menginginkan hidup bersama omega itu lagi seperti dulu, dan menikah dengannya. Namun, mengapa ia masih saja merasa jika belum siap untuk bertemu omega itu. Ia selalu takut jika kehadirannya akan mengusik ketenangan Pavel yang selama ini hidup dalam keadaan baik-baik saja meski tanpa dirinya. Pavel bahkan hidup dengan sangat baik, mandiri, dan bahagia bersama putri mereka. Terlebih ada Oskan dan Mayron yang menjaga dan selalu menjaga mereka. Dan pria lain yang jelas menyayangi putrinya.
Awalnya Tin begitu murka ketika tahu jika Oskan sering mengunjungi Pavel dan putrinya. Biar bagaimana pun, Tin masih belum melupakan semua perbuatan yang sudah Oskan lakukan kepada Pavel, kendati pun apa yang di lakukan pria itu atas perintah ibunya sekalipun, bahkan masih berharap agar mereka di pertemukan dan bisa menyelesaikan masalah entah dengan cara apa pun itu, termasuk adu jotos dan berlomba membuat wajah satu sama lain babak belur.
Namun, saat tahu jika selama ini pria itulah yang melindungi Pavel dan putrinya, selalu membantu mereka jika dalam keadaan sulit, membuatnya kembali berpikir untuk melupakan semuanya dan berdamai dengan hatinya. Mungkin Oskan adalah pria yang di takdirkan untuk menjaga mereka selagi ia tak berada di sisi mereka. Dan meskipun itu sangat menyakitkan, tetapi Tin berusaha untuk tetap terlihat baik-baik saja, selama Pavel dan putrinya merasakan hal yang sama sepertinya.
"Atau Anda sedang memikirkan hal lain selain putri Anda, Tuan?" tebak Celio.
Mengingat mereka yang tak sengaja melihat Pavel bersama seorang pria asing lainnya di sebuah caffe siang itu yang langsung di selidiki oleh Celio. Dan pria tersebut tak lain adalah Catdwell Helson, wali kelas putrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSIDE
Romance"INSIDE" Menceritakan tentang mereka yang mencari kebahagiaan, menghadapi dilema, rasa sakit dan penyesalasan.