CHAPTER 49

150 20 0
                                    

KEDIAMAN SEAN SQUIRE

Terbangun di sore hari dengan kepala berat dan pening. Sean merasakan tubuhnya yang terasa remuk dengan banyak luka memar di sudut bibir, pelipis, dan juga punggung tangannya. Entah apa yang sudah terjadi dengannya semalam. Yang ia ingat ia hanya pergi ke Pub untuk menikmati alkohol, dan setelah itu ia tak mengingat apa pun lagi, ia juga lupa jika sudah menghabiskan berapa botol alkohol semalam. Itu benar-benar kacau, perasaannya pun masih terluka hingga kini.

Mengerjapkan mata menyapu tiap sudut ruangan, dengan perasaan aneh, merasa jika ia tak bisa pulang semalam akibat tak sadarkan diri, tapi mengapa ia berada di kamarnya sendiri sekarang? Apa seseorang telah membantunya? Ia segera terduduk dengan pandangan yang langsung membentur satu sosok.

"Senang bisa melihatmu yang akhirnya sadarkan diri, Sean," sapa Kayne duduk di sofa, menyangga kening di kedua tangan.

"Ken ...."

Wajah Sean kembali terlihat muram, ketika kembali mengingat sosok Pavel, Omega yang di cintai tetapi berakhir di sisi pria yang sempurna. Bahkan ia masih mengingat, ketika melepaskan pelukan itu dan menyuruh Pavel untuk pergi.

"Apa yang sudah terjadi denganku?"

"Aku tidak pernah tahu jika sesuatu telah membuatmu menjadi orang lain, hingga kau berakhir mabuk dan menghajar semua orang, berbuat onar bahkan menghancurkan Pub seenaknya. Ada apa?" tanya Kayne terlihat sangat gusar, khawatir, dan kecewa. Selama ini Kayne selalu menasehatinya jika sudah membuat kesalahan, tetapi baru kali ini pria itu terlihat benar-benar kecewa dan marah padanya.

"Apakah seburuk itu?"

"Yah, kau membuatku harus berurusan dengan banyak orang hanya dalam waktu semalam, agar kau tak berakhir di dalam sel lagi, oleh tuntutan beberapa pihak yang sudah kau rugikan," jawab Kayne yang membuat kepala Sean semakin pening.

"Berapa banyak biaya yang harus kau keluarkan?"

"Kau hanya perlu menghitung biaya untuk jaminan dirimu, biaya rumah sakit untuk beberapa orang yang sudah kau buat babak belur, dan biaya perbaikan Pub yang sudah kau hancurkan," balas Kayne.

Sean terdiam, sebab sudah tak tahu harus mengatakan apa pun lagi, selain mencengkram kuat rambutnya sendiri. Ia rasa Kayne pasti sudah mengeluarkan uang banyak untuknya, dan mungkin juga sudah menarik uang rekening untuk membantunya. Menarik napas berat, kenapa ia bisa kehilangan kendali. Alkohol tak bisa membuatnya mabuk, sebanyak apa pun dia minum. Namun, apa yang sudah terjadi semalam, apa ia benar-benar kerasukan arwah jahat?

"Maafkan aku."

"Yah, sekarang ceritakan padaku, ada apa? Kenapa kau bisa menjadi seperti ini?" tanya Kayne masih tak beranjak dari duduknya. 

Tatapannya tajam mengintimidasi, seolah tengah menghadapi seorang penjahat besar saat ini, sedang Sean hanya bisa tertunduk merasakan pening di kepala, dengan hati yang terasa semakin perih, ketika ia harus kembali mengingat sosok Pavel sekarang. Memang apa yang harus ia lakukan? Melupakan Omega itu? Mustahil, Pavel adalah seseorang yang akan selalu ia ingat seumur hidupnya.

"Apa ini ada hubungannya dengan Omega itu?" tebak Kayne yang langsung di balas anggukan oleh Sean.

"Apa kau sudah menemukannya?"

"Yah."

"Lalu? Kemana dia selama ini?"

"Bersama Krittin Feith, pria yang akan menikahinya," balas Sean dengan luka yang kembali berdarah.

"Menikah?"

"Yah, menikah," ulang Sean dengan jelas.

Menatap Kayne dengan kedua mata berkaca. Tak mungkin berkata jujur jika pernikahan tersebut karena Pavel yang tengah mengandung anak Tin sekarang. Meski pada akhirnya semua orang juga akan tahu itu, mengingat Pavel akan bersama pria yang di kenal satu negara, jadi berita kehamilan itu akan menjadi kabar bahagia bagi keluarga Hamilton, mungkin saja.

INSIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang