[12] I want to hug you, Daddy.

184 26 2
                                    

"Bukankah seharusnya kau mundur saja?" tanya Celio ketika melihat Oskan keluar dari ruangan tersebut.

"Apa maksudmu?"

"Kau tahu, jika tuan Pavel hanya mencintai tuan Krittin, aku rasa kau sudah mendegarnya sendiri. Apa kau masih akan mengabaikan semuanya dan menuruti egomu?"

Oskan terdiam, menarik napas panjang. Ia memang mendengar semuanya, bahkan sejak pertama kali menginjakkan rumah sakit itu. Layaknya pria bodoh yang berdiri di balik pintu yang tertutup rapat. Menahan perih sebab mendengar suara tangis Pavel di dalam sana, tak memiliki keberanian untuk menghampiri, seolah sengaja memberikan ruang untuk mereka.

"Apa kau akan meneruskan semuanya?" tanya Celio

Oskan masih terdiam, mulai ragu sekarang, apa ia masih akan meneruskan semuanya, atau mengakhirinya.

"Sebenarnya apa yang kau harapkan dari pernikahan itu? Kebahagiaan tuan Pavel, atau kebahagiaanmu sendiri? Atau mungkin kebahagiaan nona muda Ranesmee?" sambung Celio yang semakin membuat Oskan kehabisan kata. 

Sedang semua orang juga tahu, jika apa yang ia lakukan semata-mata ingin membahagiakan Pavel dan Ranesmee, meski mungkin dengan cara yang salah. Duduk di samping Celio dengan satu tarikan napas berat.

Persiapan pernikahan sudah rampung hingga delapan puluh persen. Apa masih belum terlambat untuk membatalkannya? Ini kesempatan terakhir baginya. Sebab jika ia melepaskan tangan Pavel saat ini, ia tak akan pernah memiliki kesempatan lagi untuk bersama omega itu. Dan apa yang ia lakukan selama ini akan menjadi sia-sia.

"Nona muda Ranesmee memang sangat menyayangimu, tapi ia lebih membutuhkan tuan Krittin, sebab biar bagaimanapun, tuan Krittin adalah ayahnya. Aku rasa, pernikahan ini tak akan membuat mereka bahagia. Percayalah, kau akan tersiksa pada akhirnya. Karena omega yang kau nikahi akan terus memikirkan Alpha lain yang sudah di takdirkan menjadi Mate-nya sejak awal."

Perkataan Celio cukup menyakitkan. Namun, itulah kenyataannya. Apa yang di katakan pria itu semuanya benar. Ia akan terluka pada akhirnya, dan yang terburuknya, ia tak akan bisa membuat Pavel dan Ranesmee bahagia.

"Pernikahan akan di adakan tiga hari lagi, apa menurutmu aku bisa membatalkannya begitu saja?"

"Aku rasa itu bukan masalah yang sulit," balas Celio dengan mudahnya.

"Kau memang asisten nyonya Veronica yang sejak dulu selalu menyelesaikan masalah apa pun dengan mudah. Dan tak peduli itu dengan cara apa pun," sindir Oskan.

"Kau mengetahui itu, dan beruntung. Aku bukan asisten nyonya Veronica sekarang."

"Memang apa yang akan kau lakukan?"

"Membuat tuan Krittin dan tuan Pavel bahagia, sesuai dengan perintah nyonya Veronica."

"Ah, haruskah aku melupakan perlakuan buruk kalian dulu pada Pavel?"

"Kau tak perlu mengingatkannya. Karena sampai saat ini pun, aku masih belum bisa melupakan semuanya. Maka dari itu, aku ingin menebus semua kesalahan yang sudah aku lakukan, dengan cara membuat mereka bahagia," balas Celio.

Menyenderkan tubuh di sandaran kursi, Oskan terlihat mengusap wajahnya kasar.

"Kenapa aku merasa jika sudah menjadi penghalang sekarang," ucap Oskan menunduk. Menatap ujung sepatunya, sambil mencengkram rambut dengan kedua tangannya, merasa jika kepalanya akan pecah sekarang.

"Sejujurnya, tuan Krittin sangat berterima kasih padamu, karena sudah melindungi tuan Pavel dan putrinya, dan kemudian melepaskan tuan Pavel padamu, karena merasa jika kau bisa membahagiakan mereka. Tapi mengapa aku merasa, jika itu terlihat tak adil," balas Celio yang menjadi banyak bicara sekarang, hingga membuat Oskan tak bisa mengatakan apa pun lagi.

INSIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang