CHAPTER 41

161 22 1
                                    

"Bukankah kau menawariku untuk tidur bersama?" jawab Tin membaringkan tubuh Pavel di atas tempat tidur.

"Tapi aku ...."

"Ada apa?" tanya Tin, menumpuh kedua tangan di sisi tubuh Pavel, dan menatapnya intens, sebelum mendekatkan wajahnya dengan perlahan dan mengecup bibir Omega itu lembut.

"Kau serius akan bercinta denganku lagi? Kau ...."

"Sakit membuat otakmu menjadi memikirkan hal-hal aneh," balas Pavel meraih selimut dan menutupi seluruh tubuh Pavel, "aku akan menunggumu, aku akan pergi jika kau sudah tidur," sambungnya yang langsung duduk di pinggiran tempat tidur. Pavel yang terlihat menarik napas panjang, sebelum memejam. Membiarkan pria itu terus di sana untuk menemaninya. Dan entah sampai kapan.

__

__

"Good morning, Pavel. And happy brithday."

Tin menyapa dengan satu ucapan selamat ulang tahun saat kedua bola mata Pavel terbuka dengan perlahan, cukup terkejut ketika mendapati Tin yang masih duduk di pinggiran tempat tidur dengan apron yang di pakainya.

"Kau, mengingatnya?" tanya Pavel dengan suara serak, alih-alih membalas senyum Tin.

"Tentu saja, aku akan terus mengingatnya."

"Kenapa? Apa itu penting bagimu?"

"Yah," angguk Tin masih dengan posisinya, "sangat penting bagiku, karena aku tidak ingin melupakan pertemuan kita untuk yang pertama kalinya," lanjutnya. 

Pavel masih terdiam. Namun, ingatannya kembali tertujuh pada malam itu. Dan entah, ia harus merasakan senang atau sedih sekarang. Ia bahkan sudah mengutuk hari itu, hari yang banyak memberinya luka dan kenangan pahit.

"Kau di sini semalaman?" tanya Pavel terlihat tak ingin membahas masalah itu lagi.

"Yah, maafkan aku. Aku pikir akan kembali ketika kau tertidur. Tapi rasa lelah membuatku ikut mengantuk dan berakhir tidur bersamamu," jelas Tin.

Pavel kembali terdiam dengan satu tarikan napas panjang. Dan tak heran, mengapa tubuhnya dirasakan membaik pagi ini, sebab di atas nakas ia bisa melihat beberapa obat herbal, dan kain kompres yang bahkan masih hangat.

"Kau tak tidur, 'kan?" tanya Pavel.

"Kau salah, aku tidur dengan sangat nyenyak semalaman."

"Lalu mengapa kau bisa mendapatkan lingkaran hitam di bawah matamu? Obat herbal, dan kompres itu, siapa yang melakukannya? Itu bukan kau?" tanya Pavel yang tak bisa membuat Tin mengelak lagi. 

Ia memang melakukan semuanya semalaman. Terus mengompres dahi Pavel untuk memastikan panasnya turun, ia juga meminta Albern di jam tiga pagi untuk membawakan obat herbal untuknya.

"Aku hanya ingin memastikan, suhu tubuhmu benar-benar turun sebelum aku pergi," balas Tin, "sebaiknya kau bangun dan sarapan."

"Beall dan Sean akan kemari untuk sarapan bersama. Akan terlihat aneh jika mereka melihatmu di sini."

"Sean, pria itu lagi?" tanya Tin dengan kening mengernyit.

"Lagi, maksudmu?"

"Aku selalu melihatnya terus berada di sekitarmu. Kalian begitu dekat."

"Kau benar. Dia temanku, begitu juga dengan Beall."

"Hanya seorang teman?"

"Apa yang kau pikirkan, Tuan muda?" tanya Pavel.

"Entahlah, aku hanya ...." Kalimat Tin terhenti.

Tak mungkin berkata jujur jika ia cukup cemburu ketika melihat Sean terus bersama Omega itu. Sebab tak ingin merusak suasana hati Pavel yang terlihat jauh lebih baik hari ini. Bahkan ia sudah tak mendapatkan perlakuan dingin dari Omega itu lagi. Ekspresinya juga jauh terlihat lebih hangat di bandingkan semalam.

INSIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang