PIGALLE
EUTHORIA CAFFE
Sibuk dengan beberapa pelanggan di kafe-nya yang cukup ramai sejak siang hingga malam, Sean terlihat menghembuskan napas dan mengeluarkannya secara perlahan sebelum duduk di sebuah kursi tepat di belakang meja kasir untuk beristirahan sebentar, tetapi menunjuk sana-sini kepada Marya, karyawan yang membantunya di Kafe, gadis manis dengan rambut berponi, yang tampak gesit melayani para pengunjung sambil tersenyum, tak terlihat lelah.
"Kau tampak kelelahan kak Sean," ucap seseorang yang terdengar begitu dekat di pendengarannya, hingga membuat Sean tersentak, saat membuka mata dan mendapati Armorel yang sudah duduk di hadapannya dengan senyum manis seperti biasa.
"Apa yang kau lakukan di Kafeku?" tanya Sean datar, dengan tatapan tajam, terlihat tak suka.
"Tentu saja mengunjungi kakakku."
"Aku tak ingin melihatmu Armorel. Lekas angkat kaki dari sini."
"Heii, sambutan seperti apa ini? Kita sudah lama tak bertemu, Kak. Kau tak seharusnya melakukan ini kepada adikmu."
"Adik? Apa otakmu korslet Armorel?"
"Lalu? Apa aku bukan adikmu? Apa ... kau sudah menganggapku kekasihmu sekarang?" tanya Armorel dengan sikap yang semakin menjadi. Semakin lancang dengan menyentuh rahang Sean. Menyusuri wajah itu dengan tatapan penuh kerinduan, "aku merindukanmu, Kak."
"Menjauh dariku Armorel!" desis Sean muak, beranjak dari duduknya terlihat ingin pergi, tetapi Armorel ikut beranjak dan menghadang pria itu hingga bertubrukan dengannya.
"Aku tidak akan ke mana pun, Kak. Aku akan tetap di sini bersamamu, setidaknya beri aku waktu untuk meminta maaf padamu," sergah Armorel pegangi tangan Sean erat.
Sean menatap Armorel dengan tatapan yang di penuhi kemarahan. "Kau harus melakukannya Armorel, menjauhla dariku dan jangan pernah bertemu lagi, lupakan aku. Karena aku tak ingin kau terus mengingatku dengan otak kotormu!"
"Maafkan aku, Kak. Bisakah kau memaafkanku?" ucap Armorel menahan tangis, sadar jika sudah membuat kakaknya begitu benci padanya.
Sejujurnya selama ini ia selalu merindukan kakaknya, hatinya tersiksa saat tahu, jika sosok yang selama ini menyayangi kini berubah membencinya. Membenci diri sendiri yang tak bisa menahan diri saat di hadapan pria itu.
"Apa kau bodoh? Setelah apa yang sudah kau lakukan selama ini?" balas Sean menghempaskan tangan Armorel. Sedang Armorel hanya terdiam dengan bibir yang tampak bergetar. Tak ada maaf untuknya, itulah yang ada di dalam pikirannya saat ini.
"Kak."
"Aku bukan kakakmu Armorel. Namaku Sean Squire, ingat kau pernah mengatakan jika aku tak pantas menjadi kakakmu? Yah, begitulah kita. Kenyataan kita memang tak memiliki hubungan apa pun," ucap Sean menatap tajam.
"Maafkan aku ... aku akan berusaha untuk memperbaiki semuanya, aku akan berbicara kepada ayah untuk memaafkanmu dan ...."
BRAK!
Sean menendang kursi yang ada di depannya hingga berbunyi keras, dan Marya yang peka langsung beri isyarat ke beberapa pengunjung yang terlihat terkejut oleh suara gaduh di belakang kasir, minta izin untuk buat keributan.
Mengingat betapa tersiksa dan menderitanya saat berada di dalam sel, terlebih ayahnya yang tak lagi mempercayai dirinya dan menganggapnya seorang kriminal membuat Sean sakit hati dan marah. Dan kehadiran Armorel saat ini benar-benar membuat hatinya semakin panas, hingga mulai menimbulkan percikkan api.
"Pergilah Armorel. Anggap saja kau tak melakukan apa pun. Kau juga tak perlu mengeluarkan air matamu dan meminta maaf atas perbuatan yang sudah kau lakukan padaku. Lupakan saja. Tolong pergi dari sini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
INSIDE
Romance"INSIDE" Menceritakan tentang mereka yang mencari kebahagiaan, menghadapi dilema, rasa sakit dan penyesalasan.