017

238K 11.8K 1K
                                    

It turns out he is

It turns out he is

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬇⬇⬇

Setelah jam istirahat berakhir, aku dan Steven masuk ke kelas secara bersamaan, karena ternyata jam kedua kami berada di kelas yang sama. Kelas Biologi berlangsung dengan hening karena gurunya cukup galak juga ketat.

Sekarang kami baru saja menyelesaikan pembelajaran kemudian akan menuju loker menyimpan barang.

"Wow. Jadi kau berbicara dengan Dylan?" tanya Steven tidak menyangka.

Aku mengangguk menjawab pertanyaannya. "Aku rasa dia cukup sopan. Maksudku, dia tidak menyebalkan seperti anggota Griffin yang lain."

"I know. Dylan memang jarang berbuat ulah. Tapi yang tidak aku sangka, ia berbicara denganmu. Padahal biasanya ia mengabaikan orang-orang sekitar."

"Benarkah?" Tanyaku dengan mata yang sedikit melebar.

"Ya. Bahkan jika kau perhatikan, dia selalu duduk sendiri di dalam perpustakaan."

Aku terdiam. Steven benar. Ketika aku melihat Dylan di perpustakaan, ia hanya duduk sendiri. Dan aku yang menghampirinya pertama kali karena tidak ada tempat lain yang kosong.

"Tapi mengapa Dylan selalu menyendiri, padahal dia memiliki banyak teman?"

"Aku tidak tahu. Dia dan Leo sama-sama susah ditebak."

Bertepatan dengan jawaban yang keluar dari mulut Steven, kami sampai di tempat loker. Steven berjalan ke arah lokernya yang berseberangan denganku.

Ketika aku menyentuh lokerku, aku merasa ada yang aneh. Pintunya entah mengapa terasa lebih longgar. Padahal aku ingat tadi menguncinya sebelum masuk kelas.

Dengan alis mengerut, aku membuka pintunya lebar-lebar, hingga didetik berikutnya mataku membelalak. Napasku tercekat, dan kepalaku terasa seperti dipukuli balok besar. Aku terpaku dalam beberapa detik karena shock. Juga tidak tahu harus bereaksi bagaimana. Aku tidak perlu menatapnya dua kali untuk mengetahui kalau benda itu adalah milikku. Hal pribadiku.

What?

Siapa yang melakukan ini?

Siapa yang mengambil bra-ku dan menyimpannya di sini?!

SIAPA?!

Rasanya aku ingin menangis juga berteriak kuat. Kemarahan di dalam diriku mendominasi dan ingin rasanya memukul wajah seseorang sekarang.

Aku tidak peduli siapa yang melakukan hal sialan ini, yang jelas ia telah melecehkanku. Ia masuk ke dalam rumahku tanpa sepengetahuanku. Mengambil barang pribadiku. Sialan! Siapa yang melakukan ini?

Dengan tangan gemetar, aku meraih sepucuk kertas yang berada di atas braku yang berwarna merah. Hingga akhirnya keterkejutanku bertambah dua kali lipat, dan aku merasa kepalaku segera meledak membaca tulisan di dalam kertas itu.

SWITCHOVER (Book I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang