Griffin's Headquarters (Markas Besar Griffin)
⬇⬇⬇
Ben terus mengendarai mobilnya menembus jalan hutan belukar. Diam-diam aku menoleh ke arah luar, melihat semak-semak seperti terbuka seolah memyambut kedatangan kami dan juga tanda bahwa kendaraan sering keluar masuk di hutan ini. Jangan-jangan Ben akan membawaku ke markas mereka?
Dugaanku akhirnya terbukti. Karena setelah beberapa menit menulusuri belantara, Ben akhirnya menghentikan mobilnya di depan gubuk kayu besar yang bersebelahan langsung dengan danau. Kalau saja aku tidak dalam keadaan ketakutan aku pasti akan memuji tempat ini, alamnya sungguh indah.
Beberapa anggota Griffin sudah berada di markas, mereka sampai lebih dulu. Wajah mereka hancur babak belur, biru dan berdarah. Ada yang terbaring begitu saja di atas tanah, dan anggota perempuan Griffin mengobati luka-luka mereka.
"You gotta be fucking kidding me!" Suara seorang wanita langsung terdengar kasar begitu aku turun dari mobil. Itu Krsytal. Ia menatapku dengan mata biru menyala. "What the hell are you doing, Ben?" Tatapan Krstal beralih pada Ben, tapi tidak lama sebelum ia kembali menusukku dengan pandangannya. "Mengapa kau membawa jalang ini ke sini? Kau ingin mati di tangan Leo?"
"Jaga ucapanmu Krystal! Aku yang menyuruh Jim menjaganya." Dylan berjalan keluar dari dalam gubuk, aku melihat ada luka lebam pada rahang kirinya. "Aku sedang bersamanya ketika penyerangan Cerberus tadi. Aku tidak bisa membawanya pulang karena Jones hampir melihatku."
"What the fuck?" Umpatan itu keluar dengan aksen British, Isaac yang bersandar di tepi pohon bersuara. "Tapi bukan berarti kau bisa membawanya ke sini?! Kau pikir apa yang akan Jones lakukan kalau sampai dia tahu putrinya ada di tangan kita. Dan ya, jangan lupa, wanita itu juga bisa membocorkan markas kita pada Ayahnya yang polisi sialan itu."
"Aku tahu apa yang aku kalukan." Kata Dylan tenang tapi penuh penekanan, ia sama sekali tidak terusik dengan tanggapan teman-temannya tentangku.
Ia berjalan lebih mendekatiku, sementara aku hanya berdiri diam terpaku. Aku benar-benar mati kutu. Lagipula apa yang harus aku lakukan di tengah-tengah anggota Griffin yang mencapku sebagai musuh?
"Kau tidak apa-apa?" Tanya Dylan penuh nada khawatir. Ia memegang kedua pundakku, tatapan birunya yang teduh membuat kecemasanku sedikit berkurang.
Aku mengangguk tersenyum tipis. "Aku, tidak apa-apa." Aku baru sadar kalau itu adalah kalimat pertama yang keluar sejak aku lari dari pertikaian brutal tadi.
"Baiklah... Sekarang, aku akan membawamu pulang."
Baru saja Dylan mau memegang tanganku, suara Krystal lebih dulu keluar dengan nada sindiran.
"Hell, dia bukan Irene, Dylan."
Aku mengernyit, dan Dylan dengan tatapan terusik menghadap belakang menoleh pada Krystal. Dylan tampak kesal dengan cetusan wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWITCHOVER (Book I)
RomanceBAB MASIH LENGKAP Dark Young Adult (18+) Setelah Ibunya memutuskan untuk menikah lagi bersama pria lain yang memiliki dua anak remaja. Naomi memutuskan untuk pindah ke Chicago dan tinggal bersama Ayahnya. Karena Naomi tidak suka hidup bersama saudar...