035

232K 11.3K 501
                                    

Annoying man

Annoying man

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬇⬇⬇

Mr. Mandes segera mengakhiri kelas Matematika begitu lonceng tanda istrahat berbunyi, ucapan penutupnya disambut dengan senyum ceria siswa-siswi, dengan lekas mereka merapikan alat tulis masing-masing dan buru-buru keluar kelas.

Aku baru saja melewati ambang pintu ruangan begitu pandanganku tertuju ke arah Jacob berdiri berbicara dengan kedua temannya di dekat dinding. Mataku langsung mengerut dalam, bukankah seharusnya geng Griffin di ruangan konseling bersama Ayah? Lalu apa yang mereka lakukan di situ?

"Kenapa lihat-lihat? Apa kau belum pernah liat pria tampan sebelumnya?" Suara Neal membuyarkan lamunanku, aku langsung memutar bola mata dan berjalan cepat meninggalkan mereka. Aku sedang tidak ingin cari masalah dengan ketiga pria brengsek itu.

Saat langkahku berhasil sampai di taman, kebingunganku bertambah dua kali lipat saat aku melihat ternyata bukan hanya Jacob, Ramon dan Neal saja yang tidak berada di ruangan konseling, tapi ada beberapa anggota Griffin yang lain, jaket hitam mereka sangat mencolok.

"Kelasmu sudah selesai?"

Aku terperanjat mendengar suara seseorang menyapaku tiba-tiba. Aku memutar balik badan untuk melihat wajah orang itu, ternyata Dylan.

"Eh, hai?" Sapaku tersenyum. Tatapanku tanpa sadar menoleh ke arah tangan Dylan yang sedang memegang sebuah buku. Sepertinya aku tahu buku itu.

"Kenapa kau ada di sini?" tanyaku, untungnya Dylan datang menghampiriku, sehingga aku bisa menghilangkan rasa penasaranku dengan bertanya padanya.

"Maksudmu?" Ia mengangkat satu alisnya.

"Bukan seharusnya kau dan anggota Griffin yang lain berada di ruangan konseling?"

Dylan meletakkan tangan kirinya di saku jaket kulit hitamnya sebelum menjawab, "Ayahmu sudah pulang. Ia datang untuk memperingati kami, seperti biasanya. Dan ya, gara-gara itu kami juga mendapat teguran dari sekolah."

Aku terdiam tidak tahu harus membalas apa. Aku ingin menyampaikan rasa prihatinku, tapi aku juga tidak mungkin tidak membela Ayahku. Maka aku memilih diam sebelum akhirnya dia kembali berbicara.

"Bagaimana kelasmu?" Tanya Dylan mengganti topik. Sepertinya ia tidak ingin membicarakan masalah itu lebih panjang. Kami berdua berjalan menuju tempat duduk di bawah pohon yang teduh.

"Aku suka. Mr. Mandes memiliki cara tersendiri untuk membuat siswa tidak bosan pada pelajarannya." Jawabku dengan santai. Aku tidak tahu mengapa bisa berbicara sesantai ini dengan Dylan. Pembicaraan kami selalu nyambung. Seperti berbicara dengan Steven.

Dylan mengambil tempat duduk di depanku. Ia meletakkan bukunya di atas meja. "Tidak heran kau akan berkata seperti itu, karena kau seorang wanita."

SWITCHOVER (Book I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang