071

259K 9.9K 1.2K
                                    

⬇⬇⬇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬇⬇⬇

"Sekarang giliranku, jika kau di suruh memilih antara aku dan geng Griffin, siapa yang akan kau pilih?"

Leo diam. Membuatku menatapnya tidak percaya, akhirnya aku berhasil menanyakan sesuatu yang sulit untuk dia jawab.

Pandangan Leo yang tadinya mengarah padaku, kini teralihkan pada objek lain di depannya, "Well, aku menyukaimu, dan aku juga menyayangi gengku, itu adalah pertanyaan sulit."

"Tapi kau harus memilih salah satu." Kataku, entah mengapa aku sedikit ragu, aku takut kalau Leo lebih memilih Griffin daripada aku.

Aku tidak menyukai Geng Griffin, karena mereka adalah biang kekacauan. Tapi bagi Leo, Griffin bukan hanya sekedar geng dimana orang-orang berkumpul demi kepentingan bersama, tetapi itu sudah menjadi bagian darinya. Kakeknya yang mendirikan geng itu. Di saat ia tidak memiliki keluarga yang bisa diandalkan, di sana dia menemukan teman, bahkan keluarga, dan dia memiliki tanggung jawab untuk melindungi mereka. Sementara aku? Aku baru mengenalnya beberapa bulan. Aku tahu ini menyakitkan, tapi aku akan mencoba mengerti jika ia tidak memilihku.

Setelah beberapa detik berpikir, Leo akhirnya memilih untuk membuka jaketnya daripada menjawab pertanyaanku, sekarang dia hanya memakai baju kaos dan celana jins.

"Sekarang kita impas." Kataku, entah mengapa tidak puas. Aku tidak tahu, akan seperti apa hubungan kami ke depan. Tetapi yang jelas, kami tidak akan baik-baik saja. Ayahku membencinya, dan aku tidak menyukai gengnya.

Lalu, bagaimana jika nanti Leo diperhadapkan pada situasi dimana dia harus memilih antara aku dan Gengnya? Akankah dia mengabaikanku?

Begitu juga denganku, bagaimana jika Ayahku tau tentang hubungan kami dan dipaksa untuk memilih, akankah aku memilih Ayahku, dan meninggalkan Leo?

Apa hubungan kami tidak akan berhasil?

"Apa kau mendengarku?" Suara Leo mengembalikan pikiranku ke dunia nyata.

"Ha?" Aku kebingungan.

"Sedari tadi kau memandangku, tapi pemikiranmu kemana-mana. Apa yang kau pikirkan?" Tanya Leo.

Aku langsung menggeleng, "Tidak apa-apa. Oke, jadi apa pertanyaan selanjutnya?" tanyaku langsung mengalihkan perhatian.

Leo diam sebentar, nampak berpikir sebelum berkata, "Apa kau pernah berimajinasi tentangku, seolah aku menyentuhmu di beberapa bagian tubuhmu?"

"Apa?" Kali ini Aku tidak mengerti maksud pertanyaannya.

"Have you ever masturbated and imagine that it was me?"

Aku terdiam dengan wajah melongo. Sial! Ternyata itu maksudnya. Mengapa dia selalu bertanya hal yang berbaur sexual?

"Tentu saja tidak pernah. Aku tidak pernah menyentuh diriku sendiri." Kataku, dan dia tersenyum menyebalkan.

SWITCHOVER (Book I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang