003

353K 14.7K 877
                                    

A Mysterious House

A Mysterious House

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬇⬇⬇

Suasana menjadi sunyi setelah Ayah pergi. Namun lingkungan tempat tinggalku sekarang cukup nyaman dan tentram, beberapa orang sedang berjalan di tepi jalan dengan tenang. Dan untungnya ini bukan di Indonesia--dimana tingkat keingin tahuan mereka cukup rendah, maksudku adalah orang-orang disini tidak peduli dengan keberadaanku sebagai warga baru, sehingga aku lega tidak ada yang menyapa juga datang mengunjungiku di rumah, karena kalau itu terjadi, aku tidak tahu harus melakukan apa pada mereka.

"Apa yang kau lakukan?" Pandanganku teralihkan kepada Boody yang tengah menggigit benda--semacam bola kecil, mungkin mainannya.

"Apa kau sudah makan, Bood?" Tanyaku mengelus lembut bulu halusnya sepanjang badan. Ia menggonggong dua kali.

"Belum? Oke, tunggu disini, aku akan mengambil makanan untukmu."

Sementara Boody asik bermain bola kecilnya, aku berjalan masuk ke dalam rumah, menuju dapur untuk mencari Dog Food. Aku tidak tahu apa yang diberikan Ayah untuk makanannya, aku hanya berharap menemukan semacam makanan instan yang bisa langsung aku berikan.

Sudah hampir 10 menit aku mencari. Aku membuka kulkas, membuka lemari gantung di atas wastafel, dan bahkan mencari di kamar Ayah. Tapi tak kunjung ku temukan, hingga aku melihat lemari kecil di dekat kulkas.

Aku tersenyum begitu melihat bungkusan dog food berwarna biru-putih dengan tulisan Nutro. Itu adalah makanan Boody. Aku mengambil piring Boody dan menuang makanan itu ke dalamnya hingga penuh. Baru setelah itu aku kembali ke luar menemuinya.

"Boody, this is your-" Perkataanku terpotong, dan mataku spontan membelalak.

Boody tidak ada!

Seketika aku merasa panik. Aku meletakkan piring makanannya asal ke sembarang tempat lalu berlari ke halaman mengelilingi rumah seraya berteriak memanggil namanya.

"Boody!!!"

Kepalaku menoleh kanan dan kiri, tanganku membuka semak-semak di sekitar halaman berharap dia sedang main petak umpet bersamaku.

Tapi nihil! 15 menit aku mencari dan memanggil namanya, Boody tak kunjung memperlihatkan dirinya. Aku takut terjadi sesuatu padanya, karena ia meninggalkan rumah tanpa sepengetahuanku, padahal Ayah memintaku bermain di dalam rumah bersamanya.

Aku terus melangkah menyusuri setiap sudut rumah dan halaman, hingga akhirnya pandanganku teralihkan pada rumah modern klasik dua tingkat di sebelah kanan rumahku.

Aku tahu, Ayah memperingatiku untuk tidak melangkah ke sana, tapi entah mengapa dari sekian banyak rumah yang berada di lingkungan tempat tinggal Ayah, aku lebih terdorong untuk melangkah ke rumah itu.

Entah apa yang membuatku penasaran. Apa mungkin gara-gara peristiwa tadi malam? Saat aku melihat penghuninya melakukan hal tidak senonoh?

Ah! Apapun yang mendorong hasratku pada rumah itu, yang jelas sekarang aku harus menemukan Boody, aku akan sangat kesepian jika dia tidak ada. Maka setelah menghembuskan napas berat, aku menggerakkan kakiku melangkah ke lingkungan rumah itu. Dan untung saja rumah di Chicago tidak seperti di Indonesia yang dibatasi dengan pagar.

SWITCHOVER (Book I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang