069

229K 10.7K 1.7K
                                    

Play the mulmed👆: You & Me - James TW

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Play the mulmed👆: You & Me - James TW

⬇⬇⬇

"Ah, pelan-pelan."

Aku terkekeh pelan dan menggeleng kepala singkat, melihat Leo meringis kesakitan saat tanganku menyentuh luka-luka memar di wajahnya menggunakan kain dingin.

"Jangan cengeng. Kau berkelahi hampir setiap saat, kain dingin ini tidak akan membuatmu menderita." Kataku seraya menekan-nekan luka lebamnya di beberapa bagian wajah.

Setelah insiden bertengkar kami di belakang rumah yang berakhir dengan ciuman, aku memutuskan untuk membawa Leo ke dalam kamarku. Kami berdua kini duduk di atas kasur dengan tubuh saling berhadap-hadapan. Aku tidak tega jika harus meningalkannya sendiri dalam keadaan terluka.

"Ini luka baru, dari mana kau mendapatkannya?" Tanyaku sambil menatap matanya yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahku.

"Tadi. Di sekolah." Jawabnya singkat.

"Dengan siapa kau berkelahi?"

"Seseorang."

"Siapa?"

Tangan kanan Leo terangkat, ia menahan tanganku yang sedang mengobati luka di wajahnya. Sementara tangan kirinya bergerak, melingkar di pinggangku dan menarikku agar lebih maju mendekati tubuhnya.

"Leo-"

"Berhenti membicarakannya. Itu tidak penting lagi sekarang, yang penting sekarang adalah kau dan aku ada di sini." Ujarnya, dengan wajah cemberut menaikkan dagunya ke arah bibirku. Aku tahu ia menginginkan aku untuk menciumnya lagi, lagi dan lagi. Tapi aku menggeleng, aku melepaskan tangannya yang ada di pingganku. Aku tidak ingin setiap kali kami berbaikan, kami akan berakhir di atas tempat tidur dengan tubuh saling memuaskan. Terakhir kali kami melakukaan itu saat aku tidur di kamarnya. Walaupun aku tidak mengingat setiap detail hal yang kami lakukan, tapi aku tahu kami pasti melakukan sesuatu malam itu.

"Tidak Leo. Kita tidak bisa. Aku baru saja memaafkanmu, dan kita masih memiliki beberapa hal yang harus diluruskan."

"Kau sungguh menyiksaku. Mengapaa kau harus membicarakan sesuatu yang sudah berakhir? Kau sudah memaafkanku. Itulah intinya." Katanya sangat keras kepala. Aku tahu, Leo tidak biasa menyelesaikan masalah dengan berbicara secara terbuka. Ia selalu bisa mengalihkan perhatian wanita lain dengan pesonanya dan melupakan semua hal buruk tentangnya, tetapi tidak denganku. Jika aku ingin melangkah maju dengannya maka aku harus yakin tidak ada lagi masalah yang akan mengganggu kami. Karena aku tidak ingin setelah kami berbaikan hari ini, kami akan berkelahi lagi besok, setelah itu berbaikan lagi, berhubungan di atas kasur, lalu berkelahi lagi besoknya. Siklus seperti itu adalah cerminan dari hubungan yang tidak sehat.

"Bukan begitu Leo. Aku memaafkanmu untuk meluruskan beberapa masalah. Jika kau menginginkan hubungan kita berhasil, maka-"

"Hubungan?" Dia memotong ucapanku, membuatku detik itu juga membisu.

SWITCHOVER (Book I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang