083

257K 9.8K 3.1K
                                    

⬇⬇⬇

Aku tidak tahu apa yang aku lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tidak tahu apa yang aku lakukan. Semua begitu spontan dan terjadi tiba-tiba, tapi satu hal yang pasti bahwa bibirku dan Dylan kini menyatu. Aku sedang menutup mata, tidak berani menyaksikan kebodohan apa yang sedang aku ciptakan. Tapi ketika aku memberanikan diri untuk membuka mata, saat itulah tubuh Dylan terlepas dari peganganku dan terhempas kasar ke dinding.

Kesadaranku langsung bangkit dengan mulutku yang terbuka lebar.

"Leo?!!" Aku berteriak kencang detik itu juga, menarik jaket Leo dan memisahkannya dari Dylan. "Hentikan!"

Dalam hitungan detik wajah Dylan mengeluarkan darah, Leo memukulnya dengan membabi buta, gerakan itu begitu cepat sehingga aku tidak dapat mengantisipasinya.

"Leo tolong, berhenti!!" Aku berteriak lagi. Panik dan Shock. Namun Dylan tak tinggal diam, dia membalas pukulan Leo dengan mendorong dadanya dan memukul pipi kirinya. Bukannya menyeimbangi keadaan, tindakan itu justru membuat Leo semakin kesetanan, dia menendang perut Dylan dan menghajarnya tanpa ampun.

Perkelahian itu mengundang banyak perhatian. Para siswa di lorong dan Kafetaria langsung datang mendekat dan mengerumuni kami.

"LEO demi Tuhan! Hentikan tindakanmu!!" Aku meremas kepala frustrasi, "Aku yang menciumnya! Pukul Aku!" Pekiku lagi. Air mataku menetes, merasa bersalah dengan apa yang baru saja terjadi. Aku tidak tau kalau Leo akan bertindak segila ini.

Gerakan Leo berhenti. Napasnya terengah-engah dengan gigi mengeram kuat, sementara Dylan telah tumbang lemah di atas tanah.

Kepala Leo menoleh ke belakang, menatapku murka dengan mata merah berkaca-kaca. Aku pernah melihat Leo marah sebelumnya, tapi ini adalah versi terburuknya.

"Kau jalang..." Satu kalimat keluar dari mulutnya. Dia tidak berteriak, tetapi kalimat itu penuh penekanan dan cukup menusuk dadaku.

Tanpa menunggu waktu lama, dia langsung pergi. Menabrak paksa kerumunan yang telah melingkari kami. Bahuku bergetar dan detik itu juga aku terisak. Mengapa dia harus marah? Dia yang baru saja keluar dari kamar mandi bersama Krystal, dan sekarang dia menyakiti Dylan!

Aku terduduk dan langsung membantu Dylan berdiri. Aku membawanya ke Klinik sekolah dan membaringkannya di brankar. Wajahnya benar-benar hancur karena ulah Leo.

"Maafkan aku. Aku tidak tau apa yang aku lakukan. Dia tidak seharusnya memukulmu seperti itu." Lirihku. Air mataku terus turun.

Dylan hanya menggeleng dan menghapus jejak air mata di pipiku. "Jangan menangis. Kau tidak salah. Dia memang laki-laki gila."

Aku tidak tau terbuat dari apa hati pria ini, bisa-bisanya dia tidak marah padaku? Aku bahkan marah pada diriku sendiri karena menjadikannya objek pelampiasan kemarahanku terhadap Leo. Dan sekarang, dia justru yang terkena imbas dari semua tindakan bodohku.

SWITCHOVER (Book I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang