067

216K 9.9K 1.1K
                                    

Play the mulmed👆: Who Am I stand in your way - Chestersee

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Play the mulmed👆: Who Am I stand in your way - Chestersee

⬇⬇⬇

Aku tidak tahu bagaimana perasaanku sekarang. Entah harus lega karena Jacob tidak berhasil menampar wajahku, atau sebal karena yang menolongku ternyata adalah Leo-seorang pria yang berusaha aku hindari beberapa hari ini.

"What the hell is wrong with you?!" Jacob mengumpat kasar dengan tatapan berang pada Leo. Ia memegang hidungnya yang tadi dipukuli dan berusaha untuk berdiri.

Tangan Leo masih mengepal, ekspresinya datar. "Stay away from her." Katanya memperingati. Aku memutar bola mataku tanpa sadar, sama sekali tidak bersimpati atas bantuannya. Lagipula mengapa dia harus peduli padaku ketika dia memiliki Krystal?

"Fuck you!" Balas Jacob memaki keras. Aku tahu ia ingin membalas pukulan Leo, tapi apa boleh buat, Leo adalah ketua gengnya dan ia tidak mungkin membantah. Karena kalau sampai Jacob membalas, aku yakin lantai ini akan penuh dengan tetesan darah.

"Urusan kita belum selesai." Ancam Jacob padaku sebelum ia berjalan melangkah pergi. Tanpa ia memperingati, aku juga tahu kalau urusan kami belum selesai, Jacob pasti akan mencari cara untuk membalas perbuatanku. Tapi aku akan menghadapi itu nanti, sekarang aku harus menghadapi Leo yang berdiri di depanku.

"Tidak ada yang meminta bantuanmu." Ucapku. Tatapan Leo kontan menoleh ke arahku.

"Jangan salah paham. Aku tidak membantumu." Jawabnya tersenyum miring. "Aku hanya kebetulan lewat dan melihat kalian."

Gigiku mengeras. Kata-katannya memukul harga diriku.

"Oh ya? Lalu mengapa kau tidak membiarkannya memukulku?"

"Karena aku peduli pada anggotaku. Aku tidak akan membiarkan anggota gengku terlihat lemah karena memukul perempuan menyedihkan sepertimu."

Darahku mulai mendidih. Aku kesal. Kalimatnya benar-benar menyebalkan. Tidak pernah sekali saja ketika kami berbicara ia tidak merendahkanku.

"Oh wow! Aku tidak menyangka kalau kau adalah ketua geng yang perhatian." Kataku sarkas. Aku langsung memutar mata dan berjalan melewatinya berniat kembali ke aula. Tapi yang tidak aku duga, ia menahan tanganku.

"Le-pas-kan tanganmu." Kataku penuh penekanan. Ia mendengarkan dan melepas genggamannya.

"Aku ingin berbicara denganmu." Ujarnya.

"Sorry. Aku tidak ingin membuang-buang waktu." Sahutku cukup tegas. Aku tidak peduli apa yang akan dia katakan. Lagipula telingaku tidak bersedia untuk mendengar kalimat kasarnya yang lain.

"Kenapa? Karena Dylan sedang menunggumu?"

"Kau tau." Jawabku dan tersenyum masam, membenarkan pertanyaannya.

SWITCHOVER (Book I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang