026

225K 10.1K 348
                                    

Same Taste

Same Taste

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬇⬇⬇

"Aw!" Aku langsung menjerit kesakitan saat Leo menghempas tanganku dengan kasar begitu kami sampai di tempat tujuannya. Ternyata dia membawaku ke belakang sekolah. Suasana di sekitar sini tampak sunyi, hampir tidak ada siswa yang berlalu lalang.

Detak jantungku bergerak hebat sedari tadi, ditambah kini aku berhadapan dengan Leo. Hanya berdua dengannya. Apa yang akan ia lakukan padaku?

"Kenapa kau selalu memperlakukan aku seperti ini?! Kau menyakitiku. Lagi." Kataku sedikit berteriak.

Pergelangan tanganku sedikit merah akibar cengkramannya. Aku menatapnya dengan napas memburu. Walaupun aku ketakutan, aku tidak akan membiarkannya memperlakukan aku seenaknya. Aku akan melawan, selagi bisa.

"Jelaskan padaku, Anna!" Bentaknya kasar. Mata kami sama-sama saling berpandangan tajam.

Aku menelan salivaku paksa. Apa yang Leo inginkan? Menjelaskan apa? Tentang apa yang aku katakan dengan Kelly?

"Ma... Maksudmu?" Tanyaku takut-takut.

"Wanita bertopeng..." Leo menjeda ucapannya. Aku menahan napas. "Itu kau, kan?"

Mataku membelalak lebar. Juga mengernyit disaat yang bersamaan. Jadi Leo lupa, kejadian di pesta Krystal? Atau mungkin Leo mengingatnya, tapi hanya sebagian. Dia lupa kalau wanita yang dia cium itu aku. Jadi ini, alasan Leo menarikku ke tempat ini?

Detik itu juga aku menggeleng kuat. "Wanita apa? Aku tidak mengerti yang kau katakan." Ujarku mengelak kebenaran.

"Jangan berbohong. Aku tahu itu kau." Leo merapatkan giginya. "Kau menciumku."

"What?!" Mataku spontan membelalak lebar tidak habis pikir dengan ucapannya.

Menciumnya? Yang benar saja! Yang ada dia menciumku lebih dulu!

"There is no way that I'm gonna kiss you Leo." Kataku sedikit kasar.

Leo terdiam. Ia menatapku lekat, meneliti mimik wajahku. Fokus matanya mengarah tepat pada bibirku yang terutup.

"Oke. Aku akan membuktikannya sendiri."

Perasaanku mulai tak enak. Aku baru saja mau berucap, tapi tertahan di tenggorokan karena dengan gerakan kilat, wajah Leo sudah berada tepat di depanku, hingga di detik berikutnya bibir kami menyatu tanpa aba-aba membuat mataku spontan membelalak. Aku mendorong kasar dada Leo, tapi tenaganya terlalu kuat. Ia  memegang leherku dan mulai mempermainkan bibirku.

Aku mengangkat tanganku berniat untuk menampar wajahnya, namun seolah dapat membaca pergerakanku, Leo lebih dulu mencengkeram tanganku kuat dan mendorong tubuhku hingga aku bersandar di bangunan dinding belakang sekolah.

SWITCHOVER (Book I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang