089

186K 8.2K 1K
                                    

I hate that I rememberI wish I could forgetWhat you did last DecemberYou left my heart a mess (a mess)Boy, you blew itHow could you do it?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I hate that I remember
I wish I could forget
What you did last December
You left my heart a mess (a mess)
Boy, you blew it
How could you do it?

Play The Mulmed👆: Last Christmas - Ariana Grande

⬇⬇⬇

Lengkingan keras dari atas nakas di dekat ranjang membuat tidurku terusik. Aku menggeliat dengan mata tertutup sembari menarik selimut yang berada di kakiku, menutupi tubuhku hingga kepala—untuk menghangatkan tubuhku—juga tidak ada niat sama sekali mengangkat panggilan itu.

Dering ponselku tidak lagi bersuara. Aku berniat kembali melanjutkan tidur. Tapi belum sempat kesadaranku terkubur, ponsel itu kembali melengking membuatku mendengus kesal. Walaupun dengan mata tertutup, aku tahu kalau saat ini masih gelap, matahari bahkan belum terbit di luar sana dari arah jendelaku. Lantas siapa yang kurang kerjaan menelponku pagi-pagi begini?!

Dengan kesal aku akhirnya meraih ponselku, mataku masih setengah tertutup saat menerima asal panggilan itu dan meletakkannya di telinga.

"Halo?!" Sapaanku terdengar lebih seperti bentakkan. Resiko jika seseorang membangunkanku dalam keadaan mengantuk.

5 detik aku menunggu sahutan di seberang sana, tapi tidak ada suara yang terdengar. Dengan kantuk yang masih melekat di mata, alisku mengernyit, mataku spontan menyipit saat cahaya dari layar ponselku menerpa wajahku untuk melihat siapa yang menelpon.

Itu nomor tanpa nama.

Apa sekarang seseorang sedang bermain-main denganku?

Aku berniat mengakhiri panggilan itu sebelum sebuah suara akhirnya terdengar.

"Merry Christmas..."

Aku tertegun. Refleks tubuhku terduduk di atas kasur dengan mata terbuka lebar.

Itu suara...

Apa aku tidak salah dengar?!

Aku masih diam, jiwaku berada diantara kesal dan... Bingung.

"Naomi?" Telponku kembali bersuara membuat buluk kudukku berdiri menatap ponselku.

"Aku tau kau mendengarku.. " Pria di seberang sana terus berbicara, dan aku menghela napas panjang.

"Dari mana kau mendapatkan nomorku, Thunder?" Tanyaku datar.

Aku mendengar Thunder tertawa kecil di seberang sana. "Sangat mudah. Aku meminta nomormu pada pacar Eros, dan Angela mengambilnya dari ponsel sepupunya, siapa namanya? Steven. Ya, Steven."

Aku meremas selimutku, kesal mendengar pernyataannya. Bagaimana bisa dia begitu lancang mengambil nomorku tanpa sepengetahuanku? Itu termasuk ke dalam hal yang melanggar privasi seseorang.

SWITCHOVER (Book I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang