098

177K 13.3K 5.8K
                                    

Udah lama nih, gak pake target.
Pake target yuk. Vote tembus 7k dan komen tambus 3k, hari minggu aku usahakan up lagi.

Happy Reading 💕


Happy Reading 💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬇⬇⬇

Anna's POV

Sepuluh detik setelah panggilan terhubung. Steven akhirnya menjawab panggilanku. Tangan kananku gemetar saat menempelkan benda pipih itu ke telinga.

"Halo Anna?"

"Stev, kau dimana?" tanyaku panik. Aku memandang gelisah sebuah senjata di tangan kiriku.

"Di rumah. Aku sedang menenangkan Angela. Dia menangis karena Griffin menahan Eros."

"Dia tau tentang itu?"

"Ya. salah satu anggota Cerberus memberitahunya."

Aku menutup mata dan menyandarkan belakangku ke dinding. Apa yang harus aku lakukan sekarang?

"Ada apa? Apa terjadi sesuatu padamu?" Tanya Steven.

Menghela napas berat, aku menggeleng, walaupun aku tau dia tak dapat melihatku. "Tidak apa-apa. Jaga Angela baik-baik." Kataku dan mengakhiri panggilan.

Aku tidak bisa meminta bantuan Steven sekarang. Angela lebih membutuhkannya. Dia pasti khawatir tentang Eros sama seperti aku yang tidak tau harus berbuat apa pada Leo sekarang.

Mengapa mereka harus melakukan ini? Mengapa kedua geng itu harus saling membenci hanya karena dendam dari masa lalu dan melibatkan banyak orang di dalamnya? Apa tidak ada jalan lain untuk berdamai?

Aku mengecek senjata yang ada di tanganku, memeriksa pelurunya. Dan ternyata ada. Senjata itu bisa digunakan. Ini bukan pertama kalinya aku memegang senjata. Untuk perlindungan diri, Ayah pernah mengajarku menggunakannya beberapa kali.

Dengan tangan gemetar, aku menggenggam senjata itu. Kedua tanganku terangkat lurus, mengarahkannya pada gagang pintu. Sebelah mataku tertutup saat sedang membidik objek di depanku sekarang. Aku tidak punya pilihan. Aku harus melakukan ini.

Dor!!!

Suara tembakan terdengar memenuhi markas. Namun untungnya peluruku tepat sasaran, gagang pintu kayu itu langsung terbuka dan tanpa menunggu waktu lama aku langsung berjalan keluar dari kamar.

"What the hell!" Salah satu anggota Cerberus berdiri di depan pintu menatapku dengan bola mata yang hampir keluar. Thunder pasti menyuruhnya untuk mengawasiku. "Apa yang kau lakukan?!"

"Jangan bergerak." Titahku. Kedua tanganku spontan menodongkan senjata itu padanya. Ya Tuhaaan, aku tidak percaya aku melakukan ini. "Aku tidak ingin menyakitimu. Tolong... Biarkan aku pergi."

SWITCHOVER (Book I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang