051

222K 10.1K 691
                                    

Hari ini double up

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini double up. Baca part 50 sebelum baca part ini. Ini sambungannya.

⬇⬇⬇

"Duduk Anna." Kata Dylan memberiku tempat di sampingnya. Aku langsung duduk dan tersenyum kaku. Ini benar-benar awkward, aku tidak tahu harus bersikap seperti apa.

"Kepalamu masih sakit?" Tanya Mrs. Phillip.

"Sudah lebih baik." Jawabku. "Terimakasih sudah menolongku."

"Oh. Itu bukan masalah besar." Sahut wanita berambut coklat itu. Ia mirip Dylan saat tersenyum. Sedangan mata Dylan lebih mirip Ayahnya. "Silahkan makan Anna. Tidak perlu sungkan, santai saja. Aku senang Dylan membawa teman ke rumah. Itu membuatnya terlihat lebih normal. Dia biasanya tidak akan melakukan itu. Dia terlalu pemurung dan suka menyendiri. Aku khawatir dia memiliki kelainan."

"Mom, aku mendengarmu." Kata Dylan datar, ia sedang menyantap pancake untuk sarapan pagi ini.

Mrs. Phillip memiliki pembawaan yang menarik, ia suka berbicara dan sangat ramah.

"Terakhir kali Dylan membawa teman ke rumah, adalah satu tahun yang lalu. Oh ya, kalau aku lihat-lihat kau mirip denganya." Kali ini Ayah Dylan yang berbicara. Pembawaan Mr. Phillip juga terlihat lebih santai, walaupun sudah masuk kategori pria tua, ia masih memiliki jiwa muda, aku bisa menebaknya hanya dengan mendengar cara bicaranya. Bahkan dia tidak terlihat menyeramkan meskipun dia anggota geng.

"Benar. Kau mirip Irene." Sahut Mrs. Phillip. Aku pernah mendengar nama itu. Itu adalah pacar Dylan yang meninggal. Tidak heran Dylan bersikap baik padaku, ia pasti merindukan Irene dan melihat sosok wanita itu di dalam diriku.

"Jangan dengarkan mereka." Kata Dylan mengabaikan Ayah dan Ibunya, ia menatapku dengan tatapan teduh, aku suka mata birunya. "Makan saja. Aku akan mengantarmu pulang setelah ini."

Aku mengangguk dan mulai memasukkan potongan pancake ke dalam mulutku.

"Oh ya, jangan lupa datang malam ini Anna. Dylan akan mengadakan pesta."

"Mom?!" Dylan langsung melototkan matanya.

"Pesta apa?" Tanyaku, memastikan apakah Dylan benar-benar berulang tahun.

"Dylan 18 tahun hari ini." Jawabnya, lagi-lagi mengabaikan Dylan. Hubungan mereka terlihat lucu. Dylan memiliki kepribadian tertutup sementara orang tuanya sangat terbuka.

"Kau berulang tahun? Wah, selamat ulang tahun Dylan." Kataku menatapnya dengan mata berbinar.

Dylan tersenyum padaku, terkesan di paksakan karena ia masih kesal dengan Ayah dan Ibunya.

"Aku akan datang." Kataku, Dylan langsung menggeleng.

"Tidak Anna. Kepalamu masih sakit. Lagipula Ayahmu pasti tidak akan memberikan izin."

SWITCHOVER (Book I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang