046

216K 9.7K 563
                                    

⬇⬇⬇

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬇⬇⬇

"Dad?" Suaraku bergetar. Tanganku yang berkeringat dingin spontan terkepal karena takut.

Aku melihat Ayah masih diam di posisinya. Tatapannya tajam bercampur dengan ekspresi shock, kecewa dan tidak menyangka.

Aku jauh dari kata baik-baik saja, aku masih memakai hoodie Leo dan celana jinsku basah. Dengan hanya melihat tampilanku, aku yakin Ayah telah membayangkan hal terburuk apa yang telah terjadi antara kami berdua.

"Dad, aku akan menjelaskannya. Tap-"

Tanpa mendengar ucapanku, Ayah langsung bergerak maju dengan langkah lebar. Dalam hitungan detik tangannya melayang dan  saat itu juga Leo terjerembab di atas tanah.

Mataku melebar dan aku berteriak kencang. "DADDY NO!!!"

Aku berusaha meraih tubuh Ayah yang kini menendang perut Leo. Sementara pria itu terbaring di atas tanah tanpa perlawanan.

"DAD STOP PLEASE!!!" Aku menjerit lagi. Air mataku menetes tanpa bisa aku cegah. Wajah Leo memar dalam hitungan detik sementara Ayah masih belum puas memukulnya. Dada Ayah naik turun dengan tempo cepat, mata coklatnya menyala.

Aku tidak tahu mengapa Leo hanya diam, ia seolah membiarkan tubuhnya dipukuli padahal ia tahu ini bukan sepenuhnya kesalahannya. Aku tidak ingin Leo balas memukul Ayah, aku hanya ingin dia membela diri dan berkata bahwa kami tidak melakukan apa-apa. Dia tidak menyakitiku atau menyentuhku melebihi batas. Aku tahu kami melakukan kegiatan yang tidak seharusnya kami lakukan tadi malam, tapi itu tidak lebih dari ciuman.

Jika pukulan itu tidak dihentikan, aku yakin Leo akan segera pinsan. Maka untuk menghentikan kegiatan brutal Ayah, aku langsung memberanikan diri memeluk tubuh Ayah dari belakang. Aku tahu, semarah-marahnya Ayah, ia tidak akan memukulku.

"Papa stop..." Lirihku di dalam pelukanku. Tanganku bergetar dan air mataku menetes. Aku mengganti panggilan Daddy untuk menunjukkan bahwa aku ketakutan. Itu adalah caraku membujuk Ayah dalam keadaan rentan.

Ayah berhenti memukul. Aku bisa merasakan napasnya yang memburu, naik turun tak menentu.

"Menjauh dari putriku!!!" Geram Ayah penuh peringatan, ia menunjuk wajah Leo yang kini terkulai lemah di atas tanah.

Setelah itu Ayah menarik tanganku masuk ke dalam rumah. Tapi belum sempat aku sampai di pintu, aku menoleh ke belakang. Aku ingin merengkuh tubuh Leo dan mengobati luka-lukanya, tapi dalam situasi ini aku tidak bisa. Ayah akan semakin marah jika aku berpihak pada Leo. Sehingga hal yang bisa aku lakukan hanyalah memandang ke arahnya dengan rasa bersalah sebelum akhirnya aku masuk ke dalam rumah dengan Ayah yang segera mengunci pintu.

"Masuk ke kamarmu!" Kata Ayah dengan sedikit menghempaskan tanganku. Aku bisa melihat raut rasa kecewa dari wajahnya.

"Dad, aku akan menjelaskannya. Ini tidak seperti-"

SWITCHOVER (Book I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang