BAB MASIH LENGKAP
Dark Young Adult (18+)
Setelah Ibunya memutuskan untuk menikah lagi bersama pria lain yang memiliki dua anak remaja. Naomi memutuskan untuk pindah ke Chicago dan tinggal bersama Ayahnya. Karena Naomi tidak suka hidup bersama saudar...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Go ahead and say that I'm crazy That's what you made me You're crazy too Go ahead if you need to hate me Say that I'm crazy But you're crazy too I'm just stupid enough to love you Foolish enough to care Crazy enough to be crazy over you
Play The Mulmed👆: Crazy - New hope club
⬇⬇⬇
"Kau tidak tidur tadi malam?" Suara Ayah yang duduk di kursi kemudi sampingku membuatku sontak menoleh. "Ada apa sugar? Kau terlihat tidak bersemangat dan lingkaran di bawah matamu begitu hitam."
Aku mencengkram kuat tanganku, berusaha melawan rasa sakit di dalam dadaku dan bersikap biasa saja di depan Ayah.
Aku kembali mengangkat kepala dan memaksakan diri untuk menatap wajahnya, "Tidak apa-apa Dad. Semua baik-baik saja. Aku tidak tidur karena mengerjakan proyek dari sekolah."
"Apa kau yakin?"
Aku mengangguk dan tersenyum memperlihatkan deretan gigiku, "Ya, Daddy."
Ayah kemudian menghela napas, lalu tangannya terangkat untuk mengelus kepalaku lembut. "Baiklah. Tapi jika kau ada masalah, ceritakan padaku. Aku tidak ingin kau menyembunyikan banyak hal, sugar."
Aku mengangguk sekilas sebelum mengalihkan pandangan ke arah pintu kaca mobil, mengalihkan perhatian dengan melihat rumah, pohon dan tokoh yang kami lewati sepanjang perjalanan ke sekolah. Aku ingin menangis lagi, aku merasa bersalah pada Ayah, aku kembali mengecewakannya dengan menyembunyikan masalahku dengan Leo. Seandainya Ayah tau apa yang sudah kami lakukan. Dan seandainya Ayah tau apa yang sudah Leo lakukan untuk menyakitiku.
Mobil berhenti di depan sekolah. Sebelum turun, aku kembali menatap Ayah cukup lama, memerhatikan wajah tampannya lekat-lekat. Lalu dalam hitungan detik, aku memeluk tubuhnya, menyandarkan kepalaku di dadanya.
"I love you, Daddy." Kataku cukup lirih, setetes air mata jatuh di pipi kananku, tetapi aku langsung menghapusnya agar Ayah tidak melihatnya.
"I love you too, sugar." Balas Ayah mengelus rambutku penuh sayang.
Seharusnya aku tahu, hanya Ayah lelaki di dunia ini yang tidak akan menyakitiku, namun bukan membuatnya bangga, aku justru diam-diam berpacaran dengan musuhnya dan mengecewakannya lagi.
Aku melepaskan pelukanku setelah aku merasa lebih baik. Kemudian turun dari dalam mobil dan berjalan menuju kelas.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.