Hangout
⬇⬇⬇
"Makasih." Kataku tersenyum kecil saat turun dari motor sembari memberikan helm pada Dylan.
Sepanjang perjalanan aku dan Dylan membicarakan beberapa hal. Ia tidak sesuai ekspetasiku, kata Steven ia cukup pendiam, tapi menurutku Dylan anak yang asik. Ia pintar memilih topik pembicaraan sehingga tidak menciptakan suasana canggung di antara kami.
Kami baru saja sampai di depan rumahku. Pria itu lalu mematikan mesin motornya kemudian meraih helmnya dari tanganku.
"Ada siapa di rumahmu?" tanya Dylan. Mataku seketika membelalak, takut jika dia berniat singgah di rumah. Pasalnya Ayah baru saja memasang cctv di teras, ia bisa marah besar kalau tahu aku pulang sekolah dengan salah satu anggota Griffin.
"Ehem..." Aku berdehem singkat, berniat mencari kata-kata yang bisa membuatnya tidak berniat singgah. Tapi tak ada satu katapun yang terlintas di benakku sehingga kalimat yang keluar hanya, "Aku sendiri."
"Kapan Mr. Mille pulang?"
"Biasanya sekitar jam 5 sore." Oh God! Kenapa aku menjawabnya terlalu jujur?
Dylan mengeluarkan tangannya dari kantong jaket hitam yang ia kenakan lalu menoleh pada jam yang melingkar di sana. "Masih ada waktu 2 jam. Mau temani aku minum sebentar?"
Detik itu juga alisku terangkat, "Ha?"
"Tapi kalau kau sibuk tidak apa-apa."
"Hmm, apa tempatnya jauh?" Tanyaku. Sebagian dari diriku tidak bisa menolak ajakan Dylan. Ia sudah bersikap baik ingin mengantarku pulang, jadi aku pikir tidak ada salahnya mengikuti ajakannya. Lagipula kami hanya hang out sebentar.
Dylan menggeleng, "Hanya sekitar 15 menit dari sini."
"Baiklah."
Ia tersenyum senang kemudian memberikan helm yang tadi sempat aku kembalikan. Aku meraih benda itu, memasangnnya di kepalaku dan naik kembali di atas motornya.
Sesuai yang dikatakan Dylan, jarak yang di tempuh untuk datang ke caffe ini tidak terlalu jauh. Kami benar-benar sampai 15 menit kemudian.
Sebelum masuk ke dalam, mataku mengarah pada tulisan Caffe Pench yang terletak 1 meter dari atas pintu lalu kemudian melangkah bersama Dylan ke meja kasir untuk memesan.
"Aku pesan Drip Coffee satu." Kata Dylan pada waitress berambut pendek yang mengenakan celemek hijau itu. "Kau pesan apa?" tanya Dylan padaku.
Aku melihat menu yang tertempel di belakang para pelayan yang sedang meneduh kopi. "Hmm... satu Affogato, please."
Seteleh mencatat pesanan, waitress itu memberikan aku dan Dylan meja nomor 7 untuk duduk. Kami berdua dapat tempat yang dekat dengan jendela kaca besar. Sehingga dari tempat kami duduk, aku bisa melihat orang-orang yang sedang berjalan di luar caffe.
KAMU SEDANG MEMBACA
SWITCHOVER (Book I)
RomanceBAB MASIH LENGKAP Dark Young Adult (18+) Setelah Ibunya memutuskan untuk menikah lagi bersama pria lain yang memiliki dua anak remaja. Naomi memutuskan untuk pindah ke Chicago dan tinggal bersama Ayahnya. Karena Naomi tidak suka hidup bersama saudar...