012

242K 11.3K 102
                                    

Uninvited guests

Uninvited guests

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⬇⬇⬇

Waktu menunjukkan pukul setengah 8. Ayah telah pergi dari satu jam yang lalu untuk bertugas karena memiliki shift malam, dan kemungkinan akan pulang jam 5 subuh. Maka sekarang aku sendiri di rumah dan baru saja keluar dari kamar mandi.

Kepalaku terbungkus handuk kecil berwarna biru muda karena basah sehabis keramas. Begitu selesai mengeringkan rambut, aku kemudian memakai baju piyama bergambar panda.

Aku melangkah menuju ranselku yang terletak di dekat bantal, lalu mengambil buku materi yang aku pinjam dari perpustakaan sekolah. Kemudian duduk di meja sembari menyalahkan lampu belajar.

Tadi di sekolah pada jam ke-tiga, Mr. Mandes memberikan kami tugas Matematika. Bagiku soal sebanyak 7 nomor itu tidak terlalu sulit, sehingga bisa aku pecahkan dalam waktu setengah jam.

Setelah menyelesaikan tugasku, aku turun ke lantai bawah untuk makan malam. Ayah telah membeli daging ayam segar dan meletakkanya di kulkas, jadi aku hanya perlu menggorengnya untuk lauk malam ini.

Aku mencuci ayam itu, sembari menunggu minyak di wajan panas. Tapi begitu aku ingin meletakkan ayamnya ke dalam minyak, suara Boody yang menggonggong dari luar rumah mengejutkanku.

Aku terperanjat dan tanpa sadar melepas ayam itu hingga akhirnya minyak panasnya tersembur dan mengenai kulit tanganku. Aku meringis kesakitan dan meniup-niup lenganku yang pasti akan melepuh.

Tapi suara Boody di luar masih terus terdengar. Tidak biasanya Boody menggonggong seperti itu. Karena penasaran apa yang terjadi padanya, aku akhirnya mematikan kompor dan melangkah menuju luar rumah.

Tapi langkah kakiku spontan berhenti, disertai dengan mataku yang membelalak lebar, saat aku melihat lampu ruangan mati dan pintu ruang tamu terbuka.

Sungguh. Setelah ayah turun dari rumah, aku telah mengunci pintunya dari dalam. Jadi siapa yang membuka pintu itu?!

"Dad?" Aku memanggil dengan sedikit berteriak, berharap bahwa orang yang membuka pintu adalah Ayah. Tapi tidak ada sahutan malah suasana semakin mencekam.

Angin malam meniup dari balik pintu, menambah kesan menakutkan. Aku mulai merasa ada hal yang tidak beres, dan ketakutan itu terbukti saat aku mendengar suara pelan langkah kaki dari ruang nonton di sebelah kananku berdiri.

Aku menahan napas seketika, gelisah dan tidak tahu harus melakukan apa. Bagaimana jika mereka perampok.

Tapi... Perampok di jam 8 malam? Yang benar saja?!

Dari arahku berdiri, aku melihat ke lantai, ada dua bayangan yang bergerak ingin keluar dari ruang tv. Mataku semakin membelalak lebar, lalu tanpa mengeluarkan suara, aku berjalan pelan-pelan dan masuk ke kolong meja kecil, aku bersyukur tubuhku muat di bawah sini.

SWITCHOVER (Book I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang