092

209K 9.8K 2.3K
                                    

I will stay with youWe'll make it to the other sideLike lovers doI'll reach my hands out in the darkAnd wait for yours to interlockI'll wait for you'Cause I'm not givin' up

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

I will stay with you
We'll make it to the other side
Like lovers do
I'll reach my hands out in the dark
And wait for yours to interlock
I'll wait for you
'Cause I'm not givin' up

Play The Mulmed👆: Don't Give up on Me - Andy Grammer

⬇⬇⬇

Kakiku melemas ketika pandanganku tertuju ke arah Ayah. Tanganku dengan kuat berpegang pada salah satu sandaran sofa di dekatku yang berada di ruang tamu untuk menyalurkan ketakutanku.

Aku menatap Ayah. Dia diam di depan pintu yang terbuka dengan gigi mengeram kuat dan mata yang menyorot tajam. Aku bisa membaca ekspresi geram, kesal, tidak menyangka, shock dan kecewa menyatu di wajahnya.

"Aku telah mencarimu kemana-mana sejak tadi malam, dan kau di sini?" Aku menelan saliva paksa. Suara berat dan tajam Ayah bagaikan belati yang menusuk perutku. Aku benar-benar takut. "Dengan laki-laki bajingan ini?"

Bibirku bergetar, "Dad, aku akan menjelaskannya-"

"Kau tidur dengannya?" Ayah memotong kalimatku, dan aku menggigit bibirku kuat.

"Ini bukan salahnya." Leo menggengam tanganku dari samping, tetapi matanya lurus ke depan menatap Ayah. "Aku yang membawanya ke rumahku."

Aku melihat tangan Ayah bergetar mengepal semakin kuat, wajahnya seketika berubah merah. Ya Tuhan, Leo dan Ayahku, ini tidak akan berjalan baik. Aku melepaskan genggaman Leo dari jari-jariku dan memberanikan diri berjalan ke arah Ayah.

"Daddy, kumohon. Dengarkan aku dulu-"

Kalimatku terputus. Tanpa menoleh padaku, atau bahkan mendengar permohonanku, Ayah langsung bergerak maju dengan langkah lebar. Dalam hitungan detik tangannya melayang, dan saat itu juga Leo terjerembab di atas lantai rumahnya. Ayah menghajarnya tanpa ampun.

"Daddy no!!!" Aku berteriak kuat dengan mata melebar. Aku berusaha meraih tangan Ayah yang sedang bergerek menghajar pipi Leo. sementara Leo hanya diam pasrah dengan wajah mulai hancur berdarah tanpa memberikan perlawanan. Aku tau Leo bisa membalas pukulannya, tapi tidak. Dia tidak melakukan itu dan entah aku harus bersyukur atau miris.

"Dad, I'm begging you, please stop. Don't hurt him!" Aku menjerit keras. Air mataku turun. Aku hancur melihat Leo terkulai berdarah di atas lantai. Kemudian tangan Ayah berhenti di udara. Dadanya bergerak cepat mengendalikan napas memburunya. Lalu mata coklatnya menyala mengarah padaku, menatapku tajam.

"Kau memohon untuk laki-laki buruk ini?" Tanya Ayah geram penuh penekanan, tangan kirinya menunjuk wajah babak belur Leo. "Ya Tuhan Naomi!! Apa yang sudah dia lakukan padamu?!" hentakan Ayah membuatku terperanjat kaget.

"Sialan! Jangan berani berteriak padanya!!!" Leo berdiri mencengkram kerah Ayah. Aku langsung menatapnya dan menggeleng. Aku tidak ingin dia mengangkat tangan untuk menyakiti Ayahku. Itu hanya akan memperburuk keadaan.

SWITCHOVER (Book I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang